Jumat, 01 Maret 2013

SISTEM PENIRISAN TAMBANG




SISTEM PPENERISAN TAMBANG



Mine drainage adalah suatu upaya pencegahan dengan pengalihan air ketempat penambangan.
Dewatering adalah upaya untuk mengeluarkan air yang telah masuk ketempat front penambangan
Ada beberapa tahapan dalam merencanakan suatu dimensi saluran:
- Tentukan pembagian water devide untuk setiap kemungkinan kondisi areal
- Penambangan yang ada dari pembacaan peta rencana.
   Membaca peta untuk menentukan daerah tangkapan hujan (catchment area) adalah daerah yang     diperkirakan berpotensi untuk mengalirkan air limpasan menuju suatu daerah kerja, atau dengan kata lain curah hujan yang jatuh dalam daerah tersebut dapat berkumpul dalam suatu tempat terendah dari daerah tersebut. Penetuan daerah tangkapan hujan didasarkan pada peta topografi daerah yang akan diteliti, daerah tangkapan hujan dibatasi oleh punggung bukit. Setelah ditentukan (catchment area) maka dihitung luasnya dengan plani meters
-  Buat jalur saluran dari masing-masing water devide
-  Hitung waktu konsentrasi dengan menggunakan rumus kirpich
- Hitung intensitas curah hujan rencana dengan menggunakan metode gumbel
- Tentukan koefisien material yang sesuai dengan kondisi lapangan
- Hitung debit rencana dengan menggunakan rumus rasional.
- Dimensi saluran menggunakan persamaan Manning
Curah hujan adalah banyaknya air hujan yang jatuh kebumi persatu satuan luas permukaan pada suatu jangka waktu tertentu.
Intensitas curah hujan adalah jumlah hujan yang jatuh dalam areal tertentu dalam jangka waktu yang relatif singkat dinyatakan dalam mm/s.

Ø  Rumus Rasional : Q = 0,278 x C.I.A

Ket :    Q = debit air limpasan
            C =  koefisien material
            I  =  intensitas curah hujan terencana (mm/jam)
            A = Luas cacthment area
Ø  Rumus Kirpich : tc = 0,0195 x (L/√s)0,77menit
S = H/L

Ket:     tc = waktu terkumpulnya air (menit)
            L = jarak terjauh sampai titik pengaliran
            S =  gradien/beda tinggi
            H = tinggi

Ø  I =304,16/tc0,56

Ø  Persamaan Manning : Q =   A x 1/n x R2/3 x S1/2
Faktor-faktor  yang mempengaruhi air limpasan antara lain:

1)      Faktor meteorologi
a)      Faktor yang mempengaruhi air hujan
b)      Intensitas curah hujan yang bergantung kepada kapasitas infiltrasi, dimana jika air hujan yang jatuh kepermukaan tanah melampaui kapasitas infiltrasi maka besar air limpasan akan meningkat.
c)      Lamanya curah hujan dalam waktu yang panjang akan memperbesar air limpasan.

2)      Faktor fisik
a) Kondisi penggunaan tanah misalnya air yang jatuh didaerah vegetasi yang kurang lebar kemudian mengisi rongga – rongga tanah yang terbuka akan cepat mengalami infiltrasi dan apabila daya tampung dalam lekukan permukaan tanah telah penuh maka selisih antara curah hujan dan kapasitas infiltrasi akan menyebabkan limpasan air hujan mengalir di permukaan tanah.
b)     Faktor lain yang mempengaruhi limpasan yaitu pola aliran sungai dan daerah pengaliran secara tidak langsung serta drainase buatan lain.
Dari sekian banyak faktor yang berpengaruh adalah kondisi penggunaan lahan dan kemiringan ( gride) atau perbedaan ketinggian hulu dan hilirnyafaktor ini dapat dinyatakan dalam angka yang di sebut koefisien limpasan.
1.          Penentuan harga rata – rata tinggi curah hujan maksimum :

x = ∑x/ N

Ket :  X = curah hujan rata – rata maksimum (mm/hari)
          ∑x = jumlah curah hujan maksimum (mm/hari)
          N = jumlah data

2.          Penentuan curah hujan maksimum menurut Gumbel

xr = x + dx/ dn (yr-yn)

Ket :
Xr = curah hujan harian maksimum (mm/hari)
X = curah hujan rata – rata maksimum (mm/hari)
dx = standar deviasi ( selisih )
dn = expected standard deviation
yr = variasi reduksi
yn = expected mean (rata- rata)

3.         Intensitas curah hujan Mononabe

I = Xr/24 + (24/tc)2/3


Ket :

I = intensitas curah curah hujan (mm/jam)
Xr = curah hujan harian maksimum (mm/jam)
 tc = waktu konsentrasi (jam)
Tc= 24 jam/ hari hujan

A.    Perhitungan harga rata-rata tinggi curah hujan

X = ∑x/N
B.     Curah hujan Harian maksimum Menurut Gumbel

Xr = x + dx / dn (yr-yn)

            Perhitungan standar deviasi (dx)
dx = ∑(xi-x)2/N
            Ket : 
dx = standar deviasi
                        ∑(xi-x)2 = jumlah deviasi kuadrat
                        N = jumlah data
                        xi = curah hujan max
                        x = curah hujan rata-rata max
C.     Intensitas curah hujan menurut Mononabe

I = Xr/24 + (24/tc)2/3

Ø   Catchment Area (area tangkapan hujan)
Suatu area ataupun daerah tangkapan hujan dimana batas wilayah tangkapannya ditentukan dari titik-titik elevasi tertinggi sehingga akhirnya merupakan suatu poligon tertutup, yang mana polanya disesuaikan dengan kondisi topografi, dengan mengikuti arah aliran air.
Air hujan yang mempengaruhi secara langsung suatu sistem drainase tambang adalah air hujan yang mengalir diatas permukaan tanah atau air permukaan (run off) di tambah sejumlahpengaruh air tanah.
Air hujan atau air permukaan yang mengalir ke area penambangan tergantung pada kondisi daerah tangkapan hujan yang dipengaruhi oleh daerah disekitarnya. Luas daerah tangkapan hujan dapat ditentukan berdasarkan analisa peta topografi. Berdasarkan kondisi daerahnya seperti adanya daerah hutan, lokasi penimbunan, kepadatan alur drainase, serta kondisi kemiringan (gride).
Sumber utama air limpasan permukaan pada suatu tambang terbuka adalah air hujan, jika curah hujan yang relatif tinggi pada daerah tambang maka perlu penanganan air hujan yang baik (sistem drainase) yang tujuannya produktivitas tidak menurun.
Catchment area
A = P x L

Ø   SALURAN

Saluran pada tambang untuk menampung limpasan permukaan pada suatu daerah dan mengalirkannya ke tempat penampungan air sump, sentling pond sedimen pon dan lain – lain.
Dalam merancang dimensi saluran perlu di lakukan analisis pada daerah lokasi penambangan sehingga saluran air tersebut dapat memenuhi hal – hal sebagai berikut :
1.      Dapat mengalirkan debit air yang di rencanakan
2.      Kecepatan air yang tidak merusak saluran erosi
3.      Kecepatan air yang tidak menyebabkan terjadinya pengendapan.
4.      Kemudahan dalam penggalian atau pembuatan
5.      Kemudian dalam hal pemeliharaan
Salah satu bentuk saluran yang sering digunakan pada perusahaan tambang yaitu bentuk saluran trapesium
Keuntungan dari bentuk penampang trapesium :
1.      Dapat mengalirkan debit air yang besar
2.      Tahan terhadap erosi
3.      Tidak terjadi pengendapan didasar saluran
4.      Mudah dalam pembuatan
Saluran bentuk penampang trapesium merupakan bentuk kombinasi antara bentuk segitiga (triangular) dan segiempat (rectanguler) dan paling umum digunakan untuk saluran yang berdinding tanah yang tidak dilapisi sebab stabilitas kemiringan dindingnya dapat di sesuaikan.

Ø  Perhitungan kapasitas pengaliran
Persamaan manning
Q = A x 1/n x R2/3 x S1/2

n = 0,025 (untuk material dinding tanah)
S = 0,0025 (syarat agar tidak terjadi pengendapan)

M = cotg 600       ____     tetapan kemiringan trapesium

b/d = 2 ((1+m2)1/2-m)                           
A = (b+m.d).d
Ø  Daerah jagaan
W = 0,20 + 0,30 . d

Ø  Dalaman sumuran
h = d + w

Ø  Lebar dasar saluran
b = b. d

Ø  Panjang saluran
α = d+w/sin α
Ø  Lebar atas saluran

B = b + 2 (m(d+w))

Ø  Luas penampang saluran

A + b + m.d2


Ø  Jari – jari hydrolik
R = ½ . d

SURFACE MINING

SURFACE MINING

Aktivitas penambangan berhubungan langsung dengan udara luar (atmosfer)
q  Keadaan tanah penutup
q  Keadaan endapan bahan tambang
q  Kondisi hidrogeologi
q  Fasilitas teknik yang tersedia
q  Iklim dan cuaca
q  Kondisi lingkungan 
KELEBIHAN SURFACE MINING
q  Biaya relatif lebih rendah
q  Kondisi tempat kerja lebih leluasa & aman
q  Penggunaan alat-alat berat lebih leluasa
q  Mining recovery  lebih tinggi
q  Pengamanan, pengaturan & kontrol lebih mudah
KELEMAHAN SURFACE MINING
ü  Kondisi kerja dipengaruhi iklim & cuaca
ü  Kedalaman penggalian terbatas à stripping ratio
ü  Kerusakan lingkungan
ü  Dibatasi tata guna lahan
j ENIS METODA SURFACE MINING
PLACER MINING  :          
Ø  Panning & Sluicing
Ø  Hidraulicking
Ø  Dredging
OPEN PIT :          
Ø  Single-bench Mining
Ø  Multi-bench Mining
Ø  Quarry Mining
Ø  Strip Mining
GLORY HOLE :
Pengangkutan melalui terowongan di bawah endapan bahan tambang
PLACER       MINING
          Detrital mineral
          Pada/dekat aliran air
          Tidak dalam
PANNING & SLUICING
Ø  Cara tradisional/manual
Ø  Menggunakan alat pendulangan
Ø  Pemisahan dengan bantuan aliran air
Ø  Sering dilakukan sebagai metoda sampling pada eksplorasi endapan placer
Ø  Penambangan emas sekunder (placer) atau intan (Martapura)
Ø  Berat jenis mineral berharga > B.D. batuan
Ø  Produksinya terbatas
HYDRAULIC MINING :
q  Menggunakan semprotan air untuk memisahkan bahan tambang
q  Menggunakan alat semprot GIANT atau MONITOR
q  Digunakan pada endapan alluvial, mis. pasir besi, timah sekunder, emas.
q  Material hasil semprotan dialirkan/ dipompakan ke instalasi pemisah konsentrat.
q  Syarat utama tersedia cukup banyak air
  1. Waste material
  2. Sluices
  3. Alluvial deposit
  4. Sluice channel
  5. Pipe line
DREDGING :
Ø  Menggunakan Kapal Keruk sebagai alat gali
Ø  Biasa digunakan untuk penambang-an endapan alluvial (timah sekunder)
Ø  Bisa dilakukan di laut ataupun di darat, tergantung dari jenis, bentuk dan ukuran kapal keruk.
Pemisahan konsentrat dilakukan di kapal keruk itu sendiri

PENAMBANGAN ALUVIAL DENGAN KAPAL KERUK