Senin, 25 Maret 2013

PENGEBORAN PADA TAMBANG TERBUKA

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Jenis metoda pemboran dibedakan berdasarkan :
  • Mekanisme Pemboran
  • Sirkulasi Fluida Bor
  • Jenis Fluida bor yang digunakan

Berdasarkan mekanisme pemboran, metode pemboran dapat dibagi menjadi :
  • Pemboran Tumbuk (Percussive Drilling)
  • Pemboran Putar (Rotary Drilling)
  • Bor Putar Hidraulik (Hidraulic Rotary)

Berdasarkan sirkulasi fluida, metode pemboran dapat dibagi lagi, yaitu :
  • Sirkulasi Langsung (Direct Circulation)
Fluida bor dipompakan dari mudpit ke mata bor melalui bagian dalam stang bor kemudian kembali lagi ke permukaan akibat tekanan pompa melalui
rongga anulus.
  • Sirkulasi Terbalik (Reverse Circulation)
Fluida bor dari mudpit bergerak melalui rongga anulus, kemudian kembali lagi ke permukaan akibat gaya hisap pompa melalui bagian dalam stang bor.

B. Metode Penelitian
      Metode yang dipakai adalah metode kualitatif yakni sumber–sumber yang di dapatkan melalui kepustakaan/berdasarkan buku yang di baca dan melalui media elektronik (internet). Kemudian  mengumpulkannya dan menjadikannya menjadi sebuah makalah dengan  judul  “Metode Pemboran”

BAB II
PEMBAHASAN
A.   Pengertian
Pemboran adalah salah satu kegiatan penting dalam sebuah industri pertambangan. Kegiatan pemboran biasanya dilakukan sebelum diadakannya penambangan.
Adapun kegiatan pengeboran antara lain :
a.    Pemboran Geotek adalah untuk menentukan karakteristik tanah dan batuan, dalam beberapa hal digunakan untuk memperoleh informasi tentang kondisi alami dan posisi mauka air tanah.
b.    Pemboran Kontruksi adalah untuk menetukan batas antara batuan dasar (base meaf) dan batuan diatas yang umumnya sudah mengalami deformasi pelapukan.

B.   Tujuan Dari Pengeboran
Tujuan dari pengeboran yaitu antara lain :
a.    Explorasi tubuh bijih
b.    Informasi stratigrafi
c.    Survey seismik (pembacaan gelombang pada batuan)
d.    Verifikasi interpretasi geofisika dan geokimia
e.    Kontrol kadar bijih
f.     Perhitungan cadangan bijih
g.    Deskripsi tubuh bijih (penyebaran, bentuk, butir dll)

C. Metode Pemboran
Berdasarkan mekanisme pemboran, metode pemboran dapat dibagi menjadi tiga yaitu :
·         Pemboran Tumbuk (Percussive Drilling)
·         Pemboran Putar (Rotary Drilling)
·         Bor Putar Hidraulik (Hidraulic Rotary)

·         Pemboran Tumbuk (Percussive Drilling)
Dioperasikan dengan cara mengangkat dan menjatuhkan alat bor berat secara berulang-ulang kedalam lubang bor sehingga lubang bor terbentuk akibat mekanisme tumbukan dan beban rangkaian bor.

 
























Bor Tumbuk (Australia Drilling Industry, 1996)





  • Pemboran Putar (Rotary Drilling)
Lubang bor dibentuk dari pemboran dengan mekanisme putar dan disertai pembebanan.


















Bor Putar (Australia Drilling Industry, 1996)


  • Bor Putar Hidraulik (Hidraulic Rotary)
Dimana lubang bor dibentuk dari kombinasi antara mekanisme putar, tekanan hidraulik, dan beban setang bor.






















Bor Hidraulik (Australia Drilling Industry, 1996)






D. Kelebihan dan Kekurangan Mesin Bor Tumbuk Dibandingkan Mesin Bor Putar

  • Kelebihannya antara lain :
Ø   Ekonomis (murah, biaya operasi rendah, biaya transportasi murah, persiapan rig cepat).
Ø   Menghasilkan contoh pemboran yang lebih baik
Ø   Lebih mempermudah pengenalan lokasi
Ø   Tanpa sistem sirkulasi
Ø   Kemungkinan kontaminasi karena pemboran relatif kecil

·         Kekurangannya antara lain :
Ø   Kecepatan laju pemboran rendah
Ø   Sering terjadi putusnya sling





BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan mekanisme pemboran, metode pemboran dapat dibagi menjadi :
  • Pemboran Tumbuk (Percussive Drilling)
  • Pemboran Putar (Rotary Drilling)
  • Bor Putar Hidraulik (Hidraulic Rotary)

  • Kelebihannya bor tumbuk dengan bor putar antara lain :
Ø   Ekonomis (murah, biaya operasi rendah, biaya transportasi murah, persiapan rig cepat).
Ø   Menghasilkan contoh pemboran yang lebih baik
Ø   Lebih mempermudah pengenalan lokasi
Ø   Tanpa sistem sirkulasi
Ø   Kemungkinan kontaminasi karena pemboran relatif kecil

·         Kekurangannya bor tumbuk dengan bortumbuk antara lain :
Ø   Kecepatan laju pemboran rendah
Ø   Sering terjadi putusnya sling

Senin, 18 Maret 2013

STUDY SKURSI TAMBANG BAWAH TANAH BOGOR_PONGKOR



LAPORAN STUDY EXERCISE DI DAERAH PONGKOR, KABUPATEN BOGOR, PROVINSI JAWA BARAT
TAMBANG EMAS
(PT. ANEKA TAMBANG EMAS PONGKOR)


                                                                       






OLEH
Marcos Savio
NPM 11.2008.1.00168

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
      FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL DAN KELAUTAN
INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA


2011                    


Kata Pengantar

Kita panjatkan puja dan puji syukur kepada kehadirat Tuhan Yang Maha Esa lagi Maha Penyayang. Karena atas berkat Nya kita dapat menyusun laporan study exercise yang telah kami laksanakan di daerah pongkor, kabupaten bogor, provinsi jawa barat (PT. Aneka Tambang Pongkor).
Laporan ini kami susun berdasarkan atas apa yang sudah kami pelajari dan pengalaman setelah melakukan study exercise . di daerah pongkor, kabupaten bogor, provinsi jawa barat (PT. Aneka Tambang Pongkor). Kami mendalami tentang proses penambangan, bentuk dalam penambangan dalam metode penambangan tambang bawah tanah (underground) dan pengembangan jati diri sebagai seorang sarjana tambang agar menjadi orang yang berpotensi, barpengalaman, berkompoten dalam bidangnya maupun ruang lingkup yang lebih luas sekalipun. Kita melakukan study exercise ini dengan tujuan untuk lebih mengetahui spesifikasi dalam proses-proses penambangan dangan melihat langsung apa yang terjadi di lapangan. Laporan ini terdiri dari 3 Bab dengan urutan Bab; Bab I pendahuluan membahas tentang Company Profile;  Manajemen Perusahaan;  Kesampaian Lokasi; bab II dasar Teori membahas tentang Geologi; Genesa Emas, Tembaga, dan Perak; Sistem Penambangan Terbuka; Metode Pengolahan;Bab III Pembahasan membahas tentang Divinisi Pertambangan,dan Produksi.
Daftar isi

Bab I. Pendahuluan
1.      Company profile
2.      Menelusi lorong emas
3.      Menejemen perusahaan
4.      Kesampaian lokasi
Bab II. Dasar Teori
1.      Geologi
2.      Sistem Penambangn bawah tanah
3.      Metode pengolahan
Bab III. Pembahasan
1.      Divinisi
a.      Penambangan
b.      Pengolahan
c.       Lingkungan
d.      Comunity development
2.      Produksi











BAB I
PENDAHULUAN

1.      Company Profile

Awal berdirinya UBPE Pongkor dimulai ketika PT Aneka Tambang Tbk melalui salah satu unit kerjanya yaitu unit geologi memulai eksplorasi pada tahun1974 sampai dengan tahun 1981 di daerah Gunung Limbung, sebelah barat GunungPongkor, dengan tujuan mencari cebakan bijih logam dasar (base metal) yang padasaat itu kebutuhannya masih sangat tinggi.Pada saat eksplorasi di daerah Gunung Limbung, akhir tahun 1979, diperoleh informasi dengan adanya mineralisasi sulfide pirit di daerah Gunung Pongkor.Pada tahun 1981 team unit geologi melakukan reconnaissance (tinjauan ulang) ke daerah Gunung Pongkor dan menemukan urat kuarsa dengan kandungan logam Au = 4ppm dan Ag = 126 ppm dilokasi Pasir Jawa. Dari hasil tinjauan ini direncanakan untuk mengambil KP, yang mana didapatkan KP ekplorasi seluas 4.339ha (KP. DU 562/Jabar). Tetapi pada tahun 1983 sampai dengan tahun 1988 kegiatan eksplorasi disekitar Gunung Pongkor ditangguhkan, hal ini disebabkan focus perusahaan yang sedang mencari mineral logam dasar. Kemudian pada tahun 1998 sampai dengan 1991 dilakukan kegiatan ekplorasi yang lebih sistematis dan lengkap. Dari kegiatan eksplorasi tersebut akhirnya ditemukan beberapa lokasi daerah prospek logam. Pada tahun 1992, seiring kegiatan eksplorasi berjalan, dilakukan kegiatan studi kelayakan tambang dan perencanaan tambang. Yang kemudian dilanjutakan dengan development
Sejarah kepemilikan Kuasa Pertambangan daerah Gunung Pongkor, diawali dengan pengajuan surat permohonan KP Ekporasi oleh Direksi PT. Aneka Tambang (Persero) Tbk, dengan No.3112-DM/L/2.72, tanggal 25 juni 1981. Berdasarkan surat permohonan tersebut, maka pada tanggal 9 maret 1983 terbit SK Direktur Jendral Pertambangan Umum No.777/SKDJ/199/DUP tahun 1983 tentang KP DU 562/Jabar, dengan status KP Eksplorasi seluas 4.339 Ha. Mulai tahun 1983 sampai tahun 1987  KP DU 562/Jabar ini telah diperpanjang selama 2 kali. Selanjutnya pada tahun 1988  berubah dari KP Eksplorasi menjadi KP Persiapan Fasilitas Ekplorasi (PFE) dengan  masa berlaku dari tanggal 9 Maret 1988 sampai dengan 9 Maret 1991 telah terbit Kuasa Ekplorasi KP DU 893/Jabar seluas 4.058 Ha, selanjutnya pada tanggal 1  Agustus 2000 mendapatkan Kuasa Pertambangan Eksploitasi KW 98 PP 0138 seluas  6.074 Ha. Dengan mendapatkan Kuasa Pertambangan tersebut, pembangunan  prasarana dan sarana mulai dijalankan yaitu dengan pembuatan jalan masuk dari  Parempeng menuju Pongkor sepanjang 12,50 km kemudian pembangunan fisik  pabrik dengan kapasitas 2,50 ton emas dan tailing dam. Luas Kuasa Pertambangan  Eksploitasi UBPE Pongkor,  Pada saat awal Produksi pada bulan April tahun 1994 dan pada tahun yang  sama pabrik pengolahan emas digabung menjadi satu unit produksi, dengan nama  Unit Pertambangan Emas (UPE) Pongkor. Kemudian kegiatan penambangan  diperluas ke daerah Ciurug dan dilakukan pembangunan pabrik kedua untuk  meningkatkan kapasitas produksi menjadi 5 ton emas pertahun.
Pada tanggal 1 Agustus 2000 UPE Pongkor mendapatkan Kuasa  Pertambangan Eksploitasi yang baru yaitu KW 98 PP 0138 seluas 6.047 Ha.Kemudian PT. Antam Tbk melakukan restrukturisasi dan mengubah Unit Pertambangan Emas (UPE) Pongkor menjadi Unit Bisnis Pertambangan Emas  (UBPE) Pongkor.
PT Aneka tambang dikenal sebagai industri pertambangan dunia yang terdepan dalam dunia keselamatan kerja, perlindungan lingkungan, dan tanggung jawab sosial yang tinggi. PT Newmount Nusa Tenggara mempunyai visi dan misi yang sangt menguntungkan bagi wilayah setempat maupun bagi negara  yaitu:
Visi:
            "Menjadi korporasi global berbasis pertambangan dengan pertumbuhan sehat dan standar kelas dunia"

Misi
  • Membangun dan menerapkan praktik-praktik terbaik kelas dunia untuk menjadikan Antam sebagai pemain global.
  • Menciptakan keunggulan operasional berbasis biaya rendah dan teknologi tepat guna dengan mengutamakan kesehatan dan keselamatan kerja serta lingkungan hidup.
  • Mengolah cadangan yang ada dan yang baru untuk meningkatkan keunggulan kompetitif.
  • Mendorong pertumbuhan yang sehat dengan mengembangkan bisnis berbasis pertambangan, diversifikasi dan integrasi selektif untuk memaksimalkan nilai pemegang saham.
  • Meningkatkan kompetensi dan kesejahteraan pegawai serta mengembangkan budaya organisasi berkinerja tinggi.
  • Berpartisipasi meningkatkan kesejahteraan masyarakat terutama di sekitar wilayah operasi, khususnya pendidikan dan pemberdayaan ekonomi.

  1. Menelusuri Lorong-Lorong Emas
   

Tidak pernah terbayangkan mendapat kesempatan untuk masuk ke dalam perut bumi lebih dari 200 meter. Ketika berjalan kaki menelusuri lorong-lorong proyek penambangan emas berdiameter tiga meter itu, saya langsung membayangkan perasaan para pekerja yang setiap hari mengadu nasib di bawah tanah itu. Lorong-lorong itu berada di wilayah Kecamatan Cimanggu, Kabupaten Pandeglang, Banten. Berdasarkan informasi, lokasi proyek penambangan berjarak sekitar 197 km dari Jakarta.



Saya dan rombongan yang
melakukan estudy excurse,yang harus merelakan diri tergoncang-goncang di dalam bus parawisata selama sekitar 32 jam lebih untuk sampai ke lokasi di perbukitan. Infrastruktur jalan yang berlubang memang menjadi tantangan untuk mencapai tempat yang terletak di ujung Baratdaya pulau Jawa ini. Penambangan tersebut dikelola oleh PT Cibaliung Sumberdaya (CSD), anak usaha PT Aneka Tambang Tbk (Antam).


Di dalam
tambang bawah tanah, para pekerja hanya disuguhi pemandangan yang menjemukan. Lorong gelap berbalut pelapis untuk mencegah longsor. Di sisi lorong dihinggapi berbagai kabel dan pipa-pipa saluran. Meski ada ventilasi yang didesain agar udara tetap masuk, saya tetap merasakan suasana yang pengap. Sebab pekerja bawah tanah harus memakai masker karena aktivitas pengeboran untuk memperluas lorong dan mencari kandungan logam mulia, mengakibatkan debu-debu halus bertebangan. Pekerja harus mengenakan peredam untuk menjaga kesehatan pendengaran karena aktivitas di dalam sana cukup berisik. Tempat berpijak di lorong pun berlumpur karena pengeboran memerlukan bantuan air.
Di dalam lorong itu, kita tidak mengetahui apakah di luar sana sedang suasana siang atau sudah malam. Yang ada hanyalah kegelapan karena tidak didukung dengan pencahayaan lampu yang memadai. Pekerja hanya dibekali lampu sorot yang ditempel di atas helm keamanan, dan beberapa lampu penuntun jalan yang tidak terlalu banyak dipasang.

Secara geologi, penambangan emas Cibaliung terletak di koridor Barat-Baratlaut selebar 3,5 km dan panjang 6 km. Di sana terdapat dua struktur arah Utara-Baratlaut yang kaya cadangan emas, dengan posisi relatif tegak sebagai sistem urat kuarsa. Dua struktur itu yakni Cikoneng di sebelah utara, dan Cibitung di sebelah selatan. Areal yang kaya cadangan emas ini memiliki ukuran tebal 1-10 meter, panjang 140-200 meter, dan kedalaman lebih dari 300 meter.

Wangsit Emas

Hubungan manusia dengan alam dari masa ke masa tidak pernah jauh dari unsur magis. Percaya atau tidak, demikian juga yang terjadi ketika menemukan potensi cadangan emas di daerah Cibaliung ini. Berdasarkan informasi yang saya peroleh, batuan mengandung emas di Cibaliung pertama kali ditemukan oleh seorang pekerja bangunan bernama Suryana, pada Oktober 1992. Pekerja ini berasal dari daerah Bayah, sekitar 60 km dari Cibaliung. Dia menemukan batuan emas berdasarkan wangsit setelah bermeditasi selama sebulan di sebuah makam daerah Cidikit, Bayah.

Urat kuarsa pertama kali ditemukan di alur sekitar 180 meter sebelah selatan aliran Sungai Cikoneng. Sejak penemuan itu, kawasan Cibaliung mulai dipenuhi aktivitas penambangan tradisional yang menggunakan tromol. Puncak penambangan tradisional terjadi pada 1993, dengan lebih dari 300 tromol dan 1.000 orang penambang. Saat ini sudah tidak ada lagi aktivitas penambangan tradisional di daerah itu.

CSD menargetkan produksi tambang emas di kawasan Cibaliung tahun 2010 sebanyak 500 kg (16.075 toz). Sedangkan tahun depan diperkirakan meningkat mencapai 2 ribu kg (64.301 toz). Produksi perdana tahun ini di Cibaliung diperkirakan mencapai 500 kg. Sedangkan tingkat produksi penuh mencapai 2 ribu kg. Tambang emas Cibaliung memiliki usia tambang sekitar enam tahun, dengan cadangan logam emas yang dimiliki mencapai 12.800 kg (411.530 toz).

Tambang emas Cibaliung merupakan tambang emas bawah tanah yang dioperasikan dengan mekanisme cut and fill, dan undercut and fill. Tambang ini memulai tahapan commissioning sejak April 2010. Peresmian percobaan pabrik pengolahan dilakukan pada 26 Maret 2010. Sedangkan tahap peleburan pertama pada 13 Mei 2010.Keberadaan tambang emas Cibaliung merupakan bukti upaya Antam untuk meningkatkan aset emasnya. Selain di Cibaliung, Antam memiliki tambang emas di Pongkor, Jawa Barat.




3.      Manajemen Perusahaan
Perusahaan BUMN Pertama Bergerak Di bidang Tambang PT. Aneka Tambang (ANTAM) tercatat sebagai perusahaan milik negara yang bergerak di bidang pertambangan. Perusahaan ini memiliki visi untuk mensejajarkan diri sebagai perusahaan yang sejajar dengan  perusaahaan tambang asing lainnya dan berniat melebarkan usahanya hingga di Asia. ANTAM juga disebut-sebut sebagai pelopor tekhnologi pertambangan bawah tanah pertama di Indonesia. Sebagai perusahaan tambang milik negara, ANTAM difungsikan sebagai salah satu BUMN yang cukup berpotensi menyumbangkan banyak pendapatan negara.
Perusahaan pertambangan multi Nasional PT. Aneka Tambang, tbk (ANTAM) disebut-sebut sebagai perusahaan pertama yang mempelopori tekhnologi sistem pertambangan bawah tanah di Indonesia.  Perusahaan ini diketahui telah menerapkan tekhnologi pertambangan bawah tanah (underground-red) sejak puluhan tahun silam. Berbagai jenis bahan tambang bawah tanah telah dieksploitasi perusahaan ini yang tersebar  di sebagian besar wilayah Indonesia. Salah satunya tambang Emas di Pongkor, Kabupaten Bogor.
Plh. Vice Presiden Direktur PT. ANTAM, Pongkor Kabupaten Bogor Provinsi Jawa Barat, Agus Sudanto mengatakan, ANTAM adalah perusahaan spesialis tambang bawah tanah yang justru dibangun oleh putra putri terbaik bangsa. Di pongkor sendiri, seluruh karyawan dan tenaga mining dan geologi adalah putra Indonesia.
Karena dikenal sebagai perusahaan tambang bawah tanah, ANTAM tak jarang menjadi pusat studi dan pendidikan bagi karyawan perusahaan tambang asing  di Indonesia, sebut saja PT. Freeport Indonesia di Kabupaten Mimika Provinsi Papua. Perusahaan milik Badan usaha Milik Negara (BUMN) diyakini mampu menyumbangkan pendapatan negara terbesar ketiga setelah, Pertamina dan PT. Telkom. Meski perusahaan BUMN, namun tak semua komposisi sahamnya dikuasai negara. 35 persen saham milik ANTAM dimiliki swasta Nasional.
“Kami bangga satu-satunya perusahaan Tambang yang didirikan 100 persen oleh putra putri terbaik bangsa,” tandas, Agus Sudanto, dalam sambutan penerimaan kunjungan rombongan wartawan KSB Lombok Timur, Kamis(15/10) di Aula Utama, Kantor Admin ANTAM Pongkor.
Proyek tambang Pongkor murni memproduksi Emas batangan. Tidak seperti PT. NNT yang hanya memproduksi bubuk konsentrat. Tambang pongkor berada tepat di bawah taman Nasional Gunung Salak, tepatnya 500 sampai 700 meter di bawah permukaan laut. Setiap tahunnya, ANTAM pongkor memproduksi 370 ribu ton biji batuan mineral yang menghasilkan 3 ton emas.
Sama seperti PT.NNT, perusahaan ini juga memiliki program Community Development (Comdev) meski jumlahnya sangat kecil, yakni Rp 5-6 Milyar pertahun jauh ketimbang PT. NNT yang besarnya Rp 255 Milyar pertahun. Potensi batuan mengandung emas ditemukan sejak tahun 1974  dan mulai berproduksi sejak 1997 silam.
Pertahun, perusahaan ini meraih keuntungan sebesar Rp 1,4 trilyun dan membayar royalty kepada negara sebesar 500 milyar setiap tahunnya. “kebijakan  management di sini, sangat bergantung dari kebijakan  pemerintah, selaku pemilik saham terbesar. Seluruh regulasi pemberian royalty hingga pajak termasuk setoran kepada daerah penghasil semuanya diatur pemerintah.

4.      Kesampaian Lokasi
Lokasi dan Kesampaian Daerah
            Lokasi UBPE Pongkor secara administratif terletak di Gunung Pongkor, Desa Bantarkaret, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat (lihat Gambar 2.2). Pencapaian lokasi ini dapat dilakukan melalui perjalanan darat dari  Jakarta melalui Bogor dan Leuwiliang sejauh + 100 km. Sedangkan dari posisi  geografi KP eksploitasi daerah pertambangan emas di Pongkor ini terletak pada  koordinat 106030’01,0” – 106035’38” LS dan 6036’37,2” – 6048’11,0” BT.
            Lokasi pertambangan PT.Antam Tbk, UBPE Pongkor Untuk mencapai lokasi penambangan dapat ditempuh dengan perjalanan  darat, yaitu dengan kendaraan roda dua dan roda empat. Kondisi jalan beraspal, berkelok – kelok dan menanjak sehingga kendaraan tidak dapat melaju dengan cepat.  Waktu yang dibutuhkan untuk mencapai lokasi sekitar 2 – 2,5 jam dari kota Bogor. Pada daerah Kuasa Pertambangan Eksploitasi (KW 98 PP 0138/Jabar) disusun
oleh daerah pegunungan dengan ketinggian 300 – 900 mdpl. Sungai utama yang  mengalir pada daerah ini adalah sungai Cikaniki dengan arah relatif memanjang ke  tenggara sampai timur laut yang bermuara ke sungai Cisadane, yang berada pada sisi  Timur laut. Anak – anak sungai Cikaniki antara lain adalah sungai Cisarua, sungai  Cikaret, Sungai Cimanganten, Sungai Ciguha, Sungai Ciparay, Sungai Cisaninen, dan Sungai Ciparigi. Lembah umumnya sempit dan curam.

Sesuai data hasil eksplorasi dan penelitian yang telah dilakukan, cebakan bijih
UBPE Pongkor, PT. Aneka Tambang Tbk terletak pada 10 lokasi, yaitu :
1. Pasir Jawa
2. Ciguha
3. Kubang Cicau
4. Ciurug (L 500 dan L 600)
5. Cadas Copong
6. Gunung Goong
7. Cimahpar
8. “Gudang Handak”
9. Pamoyanan
10. Cikoret


BAB II
DASAR TEORI
1.      Geologi
Geologi Daerah Kegiatan

            Bentangalam daerah kegiatan umumnya terdiri daerah dari pegunungan terjal, perbukitan bergelombang dan daerah pedataran. Masing-masing daerah dibatasi oleh sungai sebagai daerah cekungan yang mempunyai pola aliran sungan radier dan denritik. Sungai utama yang mengalir di daerah ini Sungai Cidurian dengan cabang-cabang sungainya terdiri dari Sungai Cikian, Sungai Cilutung, Sungai Cipangarus, Sungai Ciasahan, Sungai Cikondang, Sungai Cicarong, Sungai Cikasungka dan Sungai Cikadu. Bentang alam daerah perbukitan bergelombang ditempati oleh satuan batuan hasil produk Gunung Halimun dan Gunungapi Sanggabuana sebagai endapan gunungapi kwarter, serta sebagian sebagai produk Gunungapi Endut. (Sujatmiko dan S. Santoso, 1992).
Stratigrafi  daerah pendataan disusun oleh satuan batuan dari tua ke muda sebagai berikut :
          
Formasi Bojongmanik terdiri dari perselingan batupasir dengan lempung, sisipan batugamping yang merupakan endapan ‘ litopacies Â‘ dengan posisi menjemari (‘interfingeringÂ’) dengan Formasi Cikasungka yang terdiri dari tufan, breksi tufan, batupasir tufan, batulempung tufan dan kayu terkersikkan berumur Miosen Akhir. Formasi tersebut di atas menempati daerah sebagian besar dari pada Sungai Cidurian, Sungai Cipangebonan, Sungai Cikondang, Sungai Cibarengkok dan Sungai Cikarang.
Formasi Genteng diendapkan secara tidak selaras di atas Formasi Bojongmanik pada Pliosen, disusun oleh tuf batuapung, batupasir tufan, breksi konglomeratan, napal dan kayu terkersikkan.
Batuan Gunung api Endut terdiri dari satuan batuan breksi gunungapi, lava dan tufan menempati posisi bagian tengah daerah pendataan terdapat di daerah aliran Sungai Cilutung berumur Pliosen.

            Batuan Gunungapi Kwarter terdiri dari lava, tufan dan aglomerat, sedangkan satuan aluvium terdiri dari kerikil, kerakal, pasir, lempung, lumpur dan endapan teras menempati daerah aliran sungai

Batuan intrusi terdiri dari andesit, basaltik dan dasitik (Sujatmiko dan S. Santoso,1992).
  Pada daerah Pongkor terdapat tiga urat utama yang dapat ditambang dengan
jarak antar urat bijih sekitar 1 km. Bentuk penampang urat utama di Pongkor dapat
dilihat pada Gambar 2.4.
Sumber : UBPE Pongkor, PT. Aneka Tambang Tbk
Gambar 2.4
Penampang TigaVein Utama
2.4.4 Cadangan
Endapan emas yang terdapat di lokasi KP UBPE Pongkor, PT. Aneka
Tambang, Tbk terdiri dari tiga(3) urat utama, yaitu : Urat Kubang Cicau, Urat Ciurug,
dan Urat Pamoyanan. Selain ketiga urat utama tersebut juga terdapat beberapa
endapan urat bijih lainnya, yaitu : Urat Ciguha dan Urat “Gudang Handak”. Panjang
urat kuarsa lebih dari 1,5 km dengan jumlah cadangan tertambang (mineable
reserves) bijih emas sebesar 3.323.128,00 wmt dengan kadar rata – rata 8,88 % dan
bijih perak sebesar 2.897.746,00 dmt dengan kadar rata – rata 120,06 %, sedangkan
cadangan tak tertambang (unmineable reserves) bijih emas sebesar 402.039,00 wmt
dengan kadar rata – rata 10,06 % dan bijih perak 59.985,00 dmt dengan kadar rata –
rata 129,47 % (lihat Tabel 2.3).
Tabel 2.3
Cadangan Tertambang (Mineable Reserves) dan Cadangan Tak Tertambang
(Unmineable Reserves) serta Kadar Bijih Pongkor, PT. Aneka Tambang Tbk
Keterangan : wmt = wet metric ton ; dmt = dry metric ton
Sumber : Departemen Eksplorasi UBPE Pongkor, PT. Aneka Tambang Tbk
2.5 Penambangan
Metode penambangan yang diterapkan adalah metode Overhand Cut and Fill
yang mengambil bijih emas dari dalam bumi. Untuk membebaskan emas dan perak
dari massa batuannya digunakan pemboran dan peledakan. Alat bor yang digunakan
yaitu jenis jack hammer dan jumbo drill. Hasil peledakan berupa broken ore dimuat
dengan menggunakan LHD (load hauling dump) kedalam lori. SelanjutnyaTr oly
menarik semua lori keluar dari dalam tambang menuju ke Primary Crushing Plant.
Pada primary crushing plant, broken ore direduksi ukurannya hingga 12 mm dan
selanjutnya diangkut dengan belt conveyor menuju Fine Ore Bin untuk diproses lebih
lanjut sampai menghasilkan Dore Bullion (kadar emas 6-8% dan perak 90-92%).
Dore Bullion ini kemudian diangkut ke Logam Mulia Jakarta untuk diproses menjadi
emas murni berbentuk batangan dengan kadar emas 99,8%.
Vein
Mineable Reserves
Unmineable Reserves
Ore
Grade (%)
Ore
Grade (%)
(wmt)
(dmt)
Au
Ag
(wmt)
(dmt)
Au
Ag
Ciguha
334.017,00
283.915,00
10,18 153,44
30.391,00
25.833,00 11,50 173,38
Pamoyanan
170.415,00
144.853,00
10,06 123,94
19.112,00
-
11,28 137,73
Kubang Cicau
441.595,01
375.356,00
8,75
107,49
40.179,00
34.152,00
9,89
-
Ciurug
1.461.710,01
1.315.539,00
10,97 122,83 215.641,00
-
13,08 154,03
Gudang Handak
915.391,00
778.083,00
6,78
86,69
96.716,00
-
7,05
85,56
Total
3.323.128,00
2.897.746,00
46,74 594,39 402.039,00 59.985,00 52,75 550,70
Rata – rata
8,88
120,06
10,06 129,50
2.6 Pengolahan Emas Pongkor
Proses pengolahan bijih emas pongkor menggunakan standar Proses Sianidasi
yaitu cairan Carbon in Leach (penyerapan oleh karbon) yang diikuti dengan proses
Elution (pelepasan dari karbon) dan proses Electrowinning (pemurnian dengan arus
listrik untuk menangkap kembali emas). Keistimewaan proses pengolahan emas
Pongkor dari tambang emas lainnya adalah digunakannya prosesElectrowinn ing
sebagai pengganti proses iMerril Crowe (Zinc Cementation).
Secara umum proses pengolahan bijih emas pongkor dikelompokkan dalam
lima tahap, yaitu :
1. Crushing Unit (Unit Pemecah Batu)
Batuan emas dari tambang yang ukurannya 300-500 mm dihancurkan dengan
primary crusher (jaw crusher)dan secondary crusher sampai diperoleh
ukuran butir < 12,5 mm
2.
Milling Unit (Unit Gerus)
Bijih dari unit crushing dibawa dengan belt conveyor menuju hopper dari ball
mill dengan kapasitas 22,7 ton/jam (500 ton/hari). Produk milling ini 90%
berupa lumpur halus dengan ukuran <200# (-74 mikron)
3.
Leaching and Carbon in Leach (CIL)
Emas dan perak dalam lumpur (produk dari ballmill) dilarutkan dalam dua
buah tangki dengan menambahkan bahan kimia sodium sianida berkadar 10%.
Emas dan perak yang terlarut akan ditangkap oleh karbon aktif yang
ditambahkan pada lima buah tangki Carbon in Leach (CIL). Kondisi optimum
dari proses pelarutan ini ada pada pH 10,5 untuk mencapai pH tersebut
ditambahkan kapur.
4.
Gold Recovery Unit
Karbon yang sudah jenuh menyerap larutan emas dan perak di CIL,
dipompakan ke Elution Column untuk melepaskan emas dan perak dalam
karbon kembali ke phase larutan. Emas dan perak dalam larutan ini dengan
proses Electrowinning akan terdesposisi pada kawat katode. Serbuk yang
menempel tersebut (cake) kemudian dilebur dan menghasilkan logam Dore
Bullion dengan kandungan emas 6-10% dan perak 90-92% serta pengotor 1%.
Dore Bullion ini merupakan produk terakhir proses pengolahan emas
Pongkor. Selanjutnya secara periodik dikirim ke Logam Mulia Jakarta yang
juag merupakan salah satu Unit Produksi PT.Antam, Tbk untuk dimurnikan.
5.
Tailing Treatment
Kandungan Sodium Sianida yang masih tinggi di lumpur sisa proses CIL,
diambil kembali dengan Counter Current Decantation Thickner.U nder flow
Thickner dipompakan ke Cyclone untuk pemisahan fraksi kasar (+10 mikron)
yang selanjutnya dipompakan kembali ke tambang sebagai filling material
sedangkan fraksi halusnya dipompakan ke tailing dump dan untuk dilakukan
Cyanide Destruction Plant.

2.        
Report this document?
Please tell us reason(s) for reporting this document
Spam or junk
Porn adult content
Hateful or offensive
If you are the copyright owner of this document and want to report it, please follow these directions to submit a copyright infringement notice.
Report Cancel
137
Uploaded:
11/08/2010
Category:
Uncategorized.
Rated:
Sistem Penambangan
Tambang bawah tanah mengacu pada metode pengambilan bahan mineral yang dilakukan dengan membuat terowongan menuju lokasi mineral tersebut.
Berbagai macam logam bisa diambil melalui metode ini seperti emas, tembaga, seng, nikel, dan timbal.
Karena letak cadangan yang umumnya berada jauh dibawah tanah, jalan masuk perlu dibuat untuk mencapai lokasi cadangan. Jalan masuk dapat dibedakan menjadi beberapa:
  • Ramp, jalan masuk ini berbentuk spiral atau melingkar mulai dari permukaan tanah menuju kedalaman yang dimaksud. Ramp biasanya digunakan untuk jalan kendaraan atau alat-alat berat menuju dan dari bawah tanah.
  • Shaft, yang berupa lubang tegak (vertikal) yang digali dari permukaan menuju cadangan mineral. Shaft ini kemudian dipasangi semacam lift yang dapat difungsikan mengangkut orang, alat, atau bijih.
  • Adit, yaitu terowongan mendatar (horisontal) yang umumnya dibuat disisi bukit atau pegunungan menuju ke lokasi bijih
Produksi utama emas dan perak Antam berasal dari tambang Pongkor, Jawa Barat. Indikasi adanya deposit emas di Pongkor ditemukan oleh Unit Geomin pada tahun 1981 dan produksi dimulai pada tahun 1994 setelah ijin diperoleh pada tahun 1992.
Tambang emas Pongkor memiliki tiga urat emas utama yakni Ciguha, Kubang Cicau dan Ciurug. Metode penambangan menggunakan conventional cut and fill stoping pada urat emas Ciguha dan Kubang Cicau. Pada urat emas Ciurug Antam menggunakan metode penambangan mechanised cut and fill dengan peralatan hydraulic jumbo drill dan load haul dump (LHD) sejak tahun 2000. Penggunaan metode mechanised cut and fill tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan produksi namun juga menurunkan biaya produksi untuk meningkatkan efisiensi. Tambang emas Pongkor diperkirakan memiliki usia tambang sampai dengan tahun 2019 dengan cadangan dan sumber daya logam emas diperkirakan sebesar 1,1 juta oz.
Tambang emas Pongkor dan fasilitas pendukung
Operasi ball mill di tambang emas Pongkor
Setelah bijih emas ditambang, bijih emas kemudian diolah melalui beberapa proses seperti crushing, milling, cyanidation, carbon leaching dan stripping, electro winning dan casting untuk memproduksi bullion/dore.
Penambangan emas bawah tanah di Pongkor
Limbah dari pabrik diolah di pabrik detoksifikasi yang terdiri dari dua tanki untuk menurunkan kandungan sianida di tailing menjadi di bawah batas 0.5 ppm. Setelah diolah, tailing kembali dimasukkan ke tambang di dalam sistem total tailing backfill system dengan kombinasi semen.
Antam juga memiliki tambang emas Cibaliung yang dikelola oleh anak perusahaan, PT Cibaliung Sumberdaya. Tambang emas Cibaliung mulai beroperasi di bulan Mei 2010 setelah diakuisisi dari ARC Exploration Australia pada tahun 2009. Tambang emas Cibaliung merupakan tambang emas bawah tanah yang dioperasikan dengan metode penambangan mekanis “cut and fill” dan “undercut and fill”. Tambang emas Cibaliung diperkirakan memiliki usia tambang sampai tahun 2016 dengan cadangan logam emas diperkirakan sekitar 411.530 oz.
Dore/bullion yang berasal dari Pongkor dan Cibaliung dikirimkan untuk dimurnikan menjadi emas di Logam Mulia di Jakarta.
3.      Metode Pengolahan
Unit Bisnis Pengolahan dan Pemurnian Logam Mulia memurnikan dore bullion yang berasal dari tambang Pongkor dan Cibaliung menjadi emas dan perak murni yang merupakan by-product dari proses pemurnian. Produk-produk emas dan perak Logam Mulia memiliki standar kemurnian internasional sebesar 999,9 untuk emas dan 999,5 untuk perak. Komoditas emas dan perak Logam Mulia memiliki sertifikasi dari London Bullion Market Association (LBMA).
Pemurnian Emas

Logam Mulia yang merupakan satu-satunya unit pemurnian emas di Indonesia memiliki kapasitas produksi 75 ton emas dan 275 ton perak yang kesemuanya terakreditasi secara internasional. Selain memurnikan dore bullion yang berasal dari tambang Antam di Pongkor dan Cibaliung, Logam Mulia juga menyediakan jasa pemurnian bagi pihak ketiga yang berkontribusi setengah dari pendapatan Logam Mulia.








BAB III
PEMBAHASAN

1.      Divisi

a.      Penambangan
Kegiatan penambangan emas tanpa izin di daerah ini merupakan penambangan rakyat bersekala kecil yang dilakukan oleh rakyat setempat dengan membentuk kelompok-kelompok kerja penambang yang bekerja sama dengan aturan bagi hasil tertentu. Di dalam kelompok kerja penambang dikenal 3 cara kerja sama dan bagi hasil yakni :
  • Para penambang membentuk kelompok dan mencari lokasi penggalian, selanjutnya apabila didapatkan lubang yang menghasilkan, maka hasil dibagi sama rata antar penambang setelah dipotong biaya untuk sewa tanah.
  • Pemilik lubang galian memperkerjakan para penambang, dengan upah harian dan upahnya dibayar setiap minggu.
  • Para penambang menyewa lubang galian dari para pemilik lubang dengan hitungan waktu/jam yang dibayar sekian rupiah berdasarkan perjanjian antara pemilik lubang dan para penambang. Selanjutnya bijih hasil galian yang diperoleh menjadi milik para penambang.
Pada umumnya penambangan emas di daerah kegiatan menggunakan sistem tambang bawah tanah, dengan cara membuat terowongan dan lubang sumuran, cara ini dianggap paling cocok dan efisien dengan memperhatikan bentuk genesa bijih emas yang ada.
Pembuatan terowongan dilakukan dengan tinggi sekitar 1 meter dengan kedalaman yang bervariasi hingga mencapai puluhan meter dengan penyangga di dalam terowongan menggunakan kayu. Bijih kemudian diangkut ke lokasi pengolahan dengan menggunakan karung plastik agar tidak tercecer di jalan, tempat pengolahan umumnya di sekitar lubang galian atau di pinggir sungai apabila memakai tenaga kincir air, tetapi ada juga yang dibawa menuju tempat pengolahan di daerah pemukiman.
Di lokasi pengolahan karung-karung plastik yang berisi bijih hasil penggalian ditumpuk di suatu gudang, kemudian bijih-bijih tersebut dihancurkan dengan ditumbuk menggunakan palu sampai memiliki ukuran tertentu sebelum diolah di dalam gelundung.
b.      Pengolahan
Bijih hasil penambangan diolah untuk mengambil logam emasnya dengan proses sianidasi. Fasilitas proses sianidasi Pongkor I dirancang mampu mengolah bijih sebanyak 182.500 ton/th, dengan kadar Au 15 g/ton dan Ag 156 g/ton dengan recovery Au 97 % dan Ag 79,5 %. Kapasitas produksi tersebut dapat menghasilkan emas sekitar 2,3 ton/ th dan perak 23 ton/th. Kemudian mengingat bahaya yang dapat ditimbulkan oleh sianida adalah besar, maka pemakaiannya sebagai pelarut ekstraksi konsentrasinya dibatasi sampai 1500 ppm, karena di atas konsentrasi tersebut dan berada di udara terbuka akan menimbulkan gas HCN yang tingkat bahayanya pada manusia sangat besar [2, 3] Untuk mengolah limbah tailling effluent yang besar jumlahnya dan mengandung sianida, maka dibangun sebuah fasilitas pengolahan dengan proses sederhana tetapi memerlukan biaya mahal. Fasilitas pengolahan tersebut terdiri dari sistem penampungan berupa dam, sistem oksidasi kimia dengan H2O2 dan sistem penjernihan limbah dengan proses koagulasi dan flokulasi, seperti Gambar 6. Senyawa sianida bersifat mudah terdegradasi secara alamiah (degradable compound), sehingga oleh karakteristik tersebut sistem utama pengolahan sianida dilakukan dengan cara menampung dan diupayakan tinggal lama di fasilitas dam untuk mengalami proses degradasi secara alamiah. Untuk mengoptimalkan proses tersebut, maka kapasitas tampung dam (tailling dam) dibuat sangat besar sehingga mampu menurunkan konsentrasi sianida dari } 125 ppm menjadi 10 ppm. Tailing dam tersebut dibuat di antara bukit sehingga menyerupai danau yang besar dengan kedalaman 42 m. Setelah berproses destruksi alamiah di tailing dam, cairan luapan (over flow) dijernihkan dengan proses koagulasi-flokulasi dan selanjutnya dioksidasi secara kimia dengan H2O2 . Selanjutnya hasil pengolahan limbah cair dengan konsentrasi sianidanya < 0,1 ppm tersebut dapat didispersikan ke lingkungan melalui aliran sungai karena di bawah nilai baku mutu limbah yang dipersyaratkan

c.       Lingkungan
            PT. Antam pongkor yang memiliki visi dan misi yang utama yaitu program pelestarian lingkungan hidup yang di pusatkan pada pengembangan dasar-dasar sumber daya manusia dan pemamfaatan sumber daya alam yang rencana pembangunannya berkelanjutan.
Komitmen Antam terhadap pelestarian lingkungan diwujudkan di dalam manajemen dan pengawasan lingkungan sesuai dengan peraturan yang berlaku dan prinsip-prinsip good mining practices. Antam juga berupaya untuk mengimplementasikan proses kunci manajemen pengelolaan lingkungan dengan mengaplikasikan sistem pengelolaan lingkungan berbasis ISO 14001. Capaian Antam yang lain adalah Peringkat PROPER Hijau untuk Unit Bisnis (UB) Pertambangan Emas di Pongkor, Jawa Barat, dan tiga (3) unit lainnya memperoleh Peringkat PROPER Biru yaitu untuk UB Pertambangan Nikel Sulawesi Tenggara, UB Pertambangan Nikel Maluku Utara, dan UB Pengolahan dan Pemurnian Logam Mulia. Antam juga berupaya agar seluruh unit bisnis dapat mengikuti PROPER sebagai bukti dari komitmen manajemen Antam di dalam pengawasan dan pengelolaan lingkungan.
Kebijakan lingkungan Antam menyatakan bahwa:
  1. Mengembangkan dan menerapkan suatu sistem manajemen lingkungan yang mengacu kepada peraturan perundangan dan standar yang berlaku.
  2. Mengupayakan penggunaan sistem, metode, peralatan, bahan yang memiliki dampak negatif minimal bagi lingkungan dalam setiap kegiatan pertambangan.
  3. Menggunakan sumber daya alam secara optimal dalam rangka konservasi dan minimasi limbah.
  4. Memiliki, melaksanakan dan memenuhi ketentuan dokumen lingkungan dalam setiap kegiatan operasional.
  5. Melakukan upaya pencegahan dan meminimalkan terjadinya pencemaran terhadap lingkungan.
  6. Meminimasi lahan terganggu dan merehabilitasi sesuai dengan peruntukannya termasuk menjaga dan memelihara flora dan fauna di dalamnya.
  7. Memiliki prosedur tanggap darurat bagi kegiatan yang berpotensi menimbulkan kecelakaan lingkungan.
  8. Memiliki rencana penutupan tambang (mine closure) pada setiap kegiatan pertambangan tahap operasi/produksi.
  9. Melakukan evaluasi untuk meningkatkan kinerja lingkungan secara berkelanjutan.
d.      Community Divelopment
Corporate Social Responsibility
CSR diwujudkan kedalam program Community Development dan program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL), bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat disekitar daerah operasi pertambangan.
Salah satu misi untuk mencapai Visi Antam 2020 : Berpartisipasi di dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitar daerah operasi pertambangan.
Program Unggulan
  • Mengembangkan program agro-edu-tourism.
  • Mendukung kegiatan-kegiatan konservasi.
  • Penguatan kemandirian ekonomi lokal berbasis komoditas lokal.
  • Meningkatkan akses pelayanan dan kualitas kesehatan ibu dan anak.
  • Pemenuhan pendidikan dasar 9 tahun.
  • Social Activity on Community
Economic Empowerment
Training for Local Entrepeneur
Education Sector
Officialy sign by Governor Leader                      
The development of Nanggung State School

Response Group
Antam Pongkor have Emergency Response Group. A squad will provide help for natural disaster
 
2.      Produksi
Pendapatan Antam diperoleh melalui kegiatan eksplorasi dan penemuan deposit mineral, pengolahan mineral tersebut secara ekonomis, dan penjualan hasil pengolahan tersebut kepada konsumen jangka panjang yang loyal di Eropa dan Asia. Kegiatan ini telah dilakukan semenjak perusahaan berdiri tahun 1968 dan akan terus melakukan kegiatan ini di masa depan.
Komoditas utama Antam adalah bijih nikel kadar tinggi atau saprolit, bijih nikel kadar rendah atau limonit, feronikel, emas, perak dan bauksit. Jasa utama Antam adalah pengolahan dan pemurian logam mulia serta jasa geologi.


Bijih nikel
Bijih nikel Antam terbagi atas bijih nikel saprolit dan limonit. Bijih nikel limonit adalah bijih nikel laterit dengan kadar rendah dan mengandung 0.8% - 1.5% nikel, 25%-35% besi dan sedikit kobalt. Limonit terletak di atas lapisan saprolit dan lebih murah dan lebih mudah untuk ditambang. Bijih nikel saprolit terbentuk dibawah zona limonit. Saprolit secara umum mengandung sekitar 1,5%-2,5% nickel dan digolongkan sebagai bijih laterit kadar tinggi. Dengan melalui proses pirometalurgi, saprolit digunakan sebagai bahan baku untuk produksi feronikel.

Feronikel
Feronikel yang merupakan salah satu produk utama Antam, diproduksi melalui pengolahan bijih nikel kadar tinggi (saprolit) melalui proses pyrometalurgi. Feronikel Antam mengandung sekitar 20% nikel dan sekitar 80% besi. Diproduksi dalam bentuk shots (butiran) atau ingots (batangan) serta dengan karbon kadar tinggi atau karbon kadar rendah, feronikel digunakan sebagai bahan baku untuk produksi baja nirkarat.
Emas

Logam yang berwarna kuning terang, padat, lunak, mengkilat, paling mudah untuk dibentuk serta sangat tahan terhadap karat ini adalah logam mulia yang selama berabad-abad digunakan sebagai uang, nilai penyimpan dan perhiasan.
Logam emas ini terdapat di alam dalam bentuk bongkahan atau butiran di bebatuan, urat batu (veins) dibawah tanah ataupun endapan. Saat ini Emas juga banyak digunakan di bidang kedokteran gigi dan elektronika. Antam memproduksi emas dari tambang Pongkor dan Cibaliung dengan total produksi logam emas sekitar 5 ton per tahun.
  
Perak


Perak adalah logam mulia yang lunak dan putih mengkilat yang bernilai tinggi dan banyak digunakan sebagai perhiasan, peralatan meja makan dan mata uang. Perak adalah konduktor listrik dan panas yang terbaik diantara seluruh logam.
 Perak ditemukan sebagai logam bebas, tercampur dengan emas atau dengan mineral-mineral lainnya. Sebagian besar perak merupakan (by-product) dari pertambangan emas, tembaga, lead (timah hitam) dan zinc (seng).
 Antam memproduksi perak dari tambang Pongkor dan Cibaliung sebagai produk emas.