LAPORAN STUDY EXERCISE DI DAERAH PONGKOR,
KABUPATEN BOGOR, PROVINSI JAWA BARAT
TAMBANG
EMAS
(PT.
ANEKA
TAMBANG EMAS PONGKOR)
OLEH
Marcos
Savio
NPM 11.2008.1.00168
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI
MINERAL DAN KELAUTAN
INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
2011
Kata Pengantar
Kita panjatkan puja dan puji syukur
kepada kehadirat Tuhan Yang Maha Esa lagi Maha Penyayang. Karena atas berkat
Nya kita dapat menyusun laporan study exercise yang telah kami laksanakan di daerah pongkor, kabupaten bogor, provinsi jawa barat (PT.
Aneka Tambang Pongkor).
Laporan
ini kami susun berdasarkan atas apa yang sudah kami pelajari dan pengalaman setelah
melakukan study exercise
.
di daerah pongkor, kabupaten bogor, provinsi jawa barat
(PT. Aneka Tambang Pongkor).
Kami mendalami tentang proses penambangan, bentuk dalam penambangan dalam metode penambangan tambang bawah tanah
(underground) dan pengembangan jati
diri sebagai seorang sarjana tambang agar menjadi orang yang berpotensi, barpengalaman,
berkompoten dalam bidangnya maupun ruang lingkup yang lebih luas sekalipun.
Kita melakukan study exercise ini dengan tujuan untuk lebih mengetahui
spesifikasi dalam proses-proses penambangan dangan melihat langsung apa yang
terjadi di lapangan. Laporan ini terdiri dari 3 Bab dengan urutan Bab; Bab I
pendahuluan membahas tentang Company Profile;
Manajemen Perusahaan; Kesampaian
Lokasi; bab II dasar Teori membahas tentang Geologi; Genesa Emas, Tembaga, dan
Perak; Sistem Penambangan Terbuka; Metode Pengolahan;Bab III Pembahasan membahas tentang Divinisi Pertambangan,dan Produksi.
Daftar isi
Bab I. Pendahuluan
1. Company profile
2. Menelusi lorong emas
3. Menejemen perusahaan
4. Kesampaian lokasi
Bab II. Dasar Teori
1. Geologi
2. Sistem Penambangn bawah
tanah
3. Metode pengolahan
Bab III. Pembahasan
1. Divinisi
a. Penambangan
b. Pengolahan
c. Lingkungan
d. Comunity development
2. Produksi
BAB
I
PENDAHULUAN
1. Company Profile
Awal berdirinya UBPE Pongkor dimulai ketika PT Aneka Tambang Tbk
melalui salah satu unit kerjanya yaitu unit geologi memulai eksplorasi pada
tahun1974 sampai dengan tahun 1981 di daerah Gunung Limbung, sebelah barat
GunungPongkor, dengan tujuan mencari cebakan bijih logam dasar (base metal) yang
padasaat itu kebutuhannya masih sangat tinggi.Pada saat eksplorasi di daerah
Gunung Limbung, akhir tahun 1979, diperoleh informasi dengan adanya
mineralisasi sulfide pirit di daerah Gunung Pongkor.Pada tahun 1981 team unit
geologi melakukan reconnaissance
(tinjauan ulang) ke daerah Gunung Pongkor dan menemukan urat kuarsa dengan
kandungan logam Au = 4ppm dan Ag = 126 ppm dilokasi Pasir Jawa. Dari hasil
tinjauan ini direncanakan untuk mengambil KP, yang mana didapatkan KP ekplorasi
seluas 4.339ha (KP. DU 562/Jabar). Tetapi pada tahun 1983 sampai dengan tahun
1988 kegiatan eksplorasi disekitar Gunung Pongkor ditangguhkan, hal ini
disebabkan focus perusahaan yang sedang mencari mineral logam dasar. Kemudian
pada tahun 1998 sampai dengan 1991 dilakukan kegiatan
ekplorasi yang lebih sistematis dan lengkap. Dari kegiatan eksplorasi tersebut
akhirnya ditemukan beberapa lokasi daerah prospek logam. Pada tahun 1992,
seiring kegiatan eksplorasi berjalan, dilakukan kegiatan studi kelayakan
tambang dan perencanaan tambang. Yang kemudian dilanjutakan dengan development
Sejarah
kepemilikan Kuasa Pertambangan daerah Gunung Pongkor, diawali dengan pengajuan
surat permohonan KP Ekporasi oleh Direksi PT. Aneka Tambang (Persero) Tbk,
dengan No.3112-DM/L/2.72, tanggal 25 juni 1981. Berdasarkan surat permohonan
tersebut, maka pada tanggal 9 maret 1983 terbit SK Direktur Jendral
Pertambangan Umum No.777/SKDJ/199/DUP tahun 1983 tentang KP DU 562/Jabar,
dengan status KP Eksplorasi seluas 4.339 Ha. Mulai tahun 1983 sampai tahun
1987 KP DU 562/Jabar ini telah
diperpanjang selama 2 kali. Selanjutnya pada tahun 1988 berubah dari KP Eksplorasi menjadi KP
Persiapan Fasilitas Ekplorasi (PFE) dengan
masa berlaku dari tanggal 9 Maret 1988 sampai dengan 9 Maret 1991 telah
terbit Kuasa Ekplorasi KP DU 893/Jabar seluas 4.058 Ha, selanjutnya pada tanggal
1 Agustus 2000 mendapatkan Kuasa
Pertambangan Eksploitasi KW 98 PP 0138 seluas
6.074 Ha. Dengan mendapatkan Kuasa Pertambangan tersebut, pembangunan prasarana dan sarana mulai dijalankan yaitu
dengan pembuatan jalan masuk dari
Parempeng menuju Pongkor sepanjang 12,50 km kemudian pembangunan
fisik pabrik dengan kapasitas 2,50 ton
emas dan tailing dam. Luas Kuasa Pertambangan Eksploitasi UBPE Pongkor, Pada saat awal Produksi pada bulan April
tahun 1994 dan pada tahun yang sama
pabrik pengolahan emas digabung menjadi satu unit produksi, dengan nama Unit Pertambangan Emas (UPE) Pongkor.
Kemudian kegiatan penambangan diperluas
ke daerah Ciurug dan dilakukan pembangunan pabrik kedua untuk meningkatkan kapasitas produksi menjadi 5 ton
emas pertahun.
Pada
tanggal 1 Agustus 2000 UPE Pongkor mendapatkan Kuasa Pertambangan Eksploitasi yang baru yaitu KW
98 PP 0138 seluas 6.047 Ha.Kemudian PT. Antam Tbk melakukan restrukturisasi dan
mengubah Unit Pertambangan Emas (UPE) Pongkor menjadi Unit Bisnis Pertambangan
Emas (UBPE) Pongkor.
PT
Aneka tambang dikenal sebagai
industri pertambangan dunia yang terdepan dalam dunia keselamatan kerja,
perlindungan lingkungan, dan tanggung jawab sosial yang tinggi. PT Newmount
Nusa Tenggara mempunyai visi dan misi yang sangt menguntungkan bagi wilayah
setempat maupun bagi negara yaitu:
Visi:
"Menjadi
korporasi global berbasis pertambangan dengan pertumbuhan sehat dan standar
kelas dunia"
Misi
- Membangun dan menerapkan praktik-praktik terbaik kelas dunia untuk menjadikan Antam sebagai pemain global.
- Menciptakan keunggulan operasional berbasis biaya rendah dan teknologi tepat guna dengan mengutamakan kesehatan dan keselamatan kerja serta lingkungan hidup.
- Mengolah cadangan yang ada dan yang baru untuk meningkatkan keunggulan kompetitif.
- Mendorong pertumbuhan yang sehat dengan mengembangkan bisnis berbasis pertambangan, diversifikasi dan integrasi selektif untuk memaksimalkan nilai pemegang saham.
- Meningkatkan kompetensi dan kesejahteraan pegawai serta mengembangkan budaya organisasi berkinerja tinggi.
- Berpartisipasi meningkatkan kesejahteraan masyarakat terutama di sekitar wilayah operasi, khususnya pendidikan dan pemberdayaan ekonomi.
Tidak pernah terbayangkan mendapat kesempatan untuk masuk ke dalam perut bumi lebih dari 200 meter. Ketika berjalan kaki menelusuri lorong-lorong proyek penambangan emas berdiameter tiga meter itu, saya langsung membayangkan perasaan para pekerja yang setiap hari mengadu nasib di bawah tanah itu. Lorong-lorong itu berada di wilayah Kecamatan Cimanggu, Kabupaten Pandeglang, Banten. Berdasarkan informasi, lokasi proyek penambangan berjarak sekitar 197 km dari Jakarta. Saya dan rombongan yang melakukan estudy excurse,yang harus merelakan diri tergoncang-goncang di dalam bus parawisata selama sekitar 32 jam lebih untuk sampai ke lokasi di perbukitan. Infrastruktur jalan yang berlubang memang menjadi tantangan untuk mencapai tempat yang terletak di ujung Baratdaya pulau Jawa ini. Penambangan tersebut dikelola oleh PT Cibaliung Sumberdaya (CSD), anak usaha PT Aneka Tambang Tbk (Antam). Di dalam tambang bawah tanah, para pekerja hanya disuguhi pemandangan yang menjemukan. Lorong gelap berbalut pelapis untuk mencegah longsor. Di sisi lorong dihinggapi berbagai kabel dan pipa-pipa saluran. Meski ada ventilasi yang didesain agar udara tetap masuk, saya tetap merasakan suasana yang pengap. Sebab pekerja bawah tanah harus memakai masker karena aktivitas pengeboran untuk memperluas lorong dan mencari kandungan logam mulia, mengakibatkan debu-debu halus bertebangan. Pekerja harus mengenakan peredam untuk menjaga kesehatan pendengaran karena aktivitas di dalam sana cukup berisik. Tempat berpijak di lorong pun berlumpur karena pengeboran memerlukan bantuan air.
Di dalam
lorong itu, kita tidak mengetahui apakah di luar sana sedang suasana siang
atau sudah malam. Yang ada hanyalah kegelapan karena tidak didukung dengan
pencahayaan lampu yang memadai. Pekerja hanya dibekali lampu sorot yang
ditempel di atas helm keamanan, dan beberapa lampu penuntun jalan yang tidak
terlalu banyak dipasang.
Secara geologi, penambangan emas Cibaliung terletak di koridor Barat-Baratlaut selebar 3,5 km dan panjang 6 km. Di sana terdapat dua struktur arah Utara-Baratlaut yang kaya cadangan emas, dengan posisi relatif tegak sebagai sistem urat kuarsa. Dua struktur itu yakni Cikoneng di sebelah utara, dan Cibitung di sebelah selatan. Areal yang kaya cadangan emas ini memiliki ukuran tebal 1-10 meter, panjang 140-200 meter, dan kedalaman lebih dari 300 meter.
Wangsit Emas
Hubungan manusia dengan alam dari masa ke masa tidak pernah jauh dari unsur magis. Percaya atau tidak, demikian juga yang terjadi ketika menemukan potensi cadangan emas di daerah Cibaliung ini. Berdasarkan informasi yang saya peroleh, batuan mengandung emas di Cibaliung pertama kali ditemukan oleh seorang pekerja bangunan bernama Suryana, pada Oktober 1992. Pekerja ini berasal dari daerah Bayah, sekitar 60 km dari Cibaliung. Dia menemukan batuan emas berdasarkan wangsit setelah bermeditasi selama sebulan di sebuah makam daerah Cidikit, Bayah. Urat kuarsa pertama kali ditemukan di alur sekitar 180 meter sebelah selatan aliran Sungai Cikoneng. Sejak penemuan itu, kawasan Cibaliung mulai dipenuhi aktivitas penambangan tradisional yang menggunakan tromol. Puncak penambangan tradisional terjadi pada 1993, dengan lebih dari 300 tromol dan 1.000 orang penambang. Saat ini sudah tidak ada lagi aktivitas penambangan tradisional di daerah itu. CSD menargetkan produksi tambang emas di kawasan Cibaliung tahun 2010 sebanyak 500 kg (16.075 toz). Sedangkan tahun depan diperkirakan meningkat mencapai 2 ribu kg (64.301 toz). Produksi perdana tahun ini di Cibaliung diperkirakan mencapai 500 kg. Sedangkan tingkat produksi penuh mencapai 2 ribu kg. Tambang emas Cibaliung memiliki usia tambang sekitar enam tahun, dengan cadangan logam emas yang dimiliki mencapai 12.800 kg (411.530 toz). Tambang emas Cibaliung merupakan tambang emas bawah tanah yang dioperasikan dengan mekanisme cut and fill, dan undercut and fill. Tambang ini memulai tahapan commissioning sejak April 2010. Peresmian percobaan pabrik pengolahan dilakukan pada 26 Maret 2010. Sedangkan tahap peleburan pertama pada 13 Mei 2010.Keberadaan tambang emas Cibaliung merupakan bukti upaya Antam untuk meningkatkan aset emasnya. Selain di Cibaliung, Antam memiliki tambang emas di Pongkor, Jawa Barat.
3. Manajemen Perusahaan
Perusahaan BUMN Pertama Bergerak
Di bidang Tambang PT. Aneka Tambang
(ANTAM) tercatat sebagai perusahaan milik negara yang bergerak di bidang
pertambangan. Perusahaan ini memiliki visi untuk mensejajarkan diri sebagai
perusahaan yang sejajar dengan perusaahaan tambang asing lainnya dan berniat
melebarkan usahanya hingga di Asia. ANTAM juga disebut-sebut sebagai pelopor
tekhnologi pertambangan bawah tanah pertama di Indonesia. Sebagai perusahaan
tambang milik negara, ANTAM difungsikan sebagai salah satu BUMN yang cukup
berpotensi menyumbangkan banyak pendapatan negara.
Perusahaan pertambangan multi Nasional PT. Aneka Tambang,
tbk (ANTAM) disebut-sebut sebagai perusahaan pertama yang mempelopori
tekhnologi sistem pertambangan bawah tanah di Indonesia. Perusahaan ini
diketahui telah menerapkan tekhnologi pertambangan bawah tanah
(underground-red) sejak puluhan tahun silam. Berbagai jenis bahan tambang
bawah tanah telah dieksploitasi perusahaan ini yang tersebar di
sebagian besar wilayah Indonesia. Salah satunya tambang Emas di Pongkor, Kabupaten
Bogor.
Plh. Vice Presiden Direktur PT. ANTAM, Pongkor Kabupaten
Bogor Provinsi Jawa Barat, Agus Sudanto mengatakan, ANTAM adalah perusahaan
spesialis tambang bawah tanah yang justru dibangun oleh putra putri terbaik
bangsa. Di pongkor sendiri, seluruh karyawan dan tenaga mining dan geologi
adalah putra Indonesia.
Karena dikenal sebagai perusahaan tambang bawah tanah,
ANTAM tak jarang menjadi pusat studi dan pendidikan bagi karyawan perusahaan
tambang asing di Indonesia, sebut saja PT. Freeport Indonesia di
Kabupaten Mimika Provinsi Papua. Perusahaan milik Badan usaha Milik Negara
(BUMN) diyakini mampu menyumbangkan pendapatan negara terbesar ketiga
setelah, Pertamina dan PT. Telkom. Meski perusahaan BUMN, namun tak semua
komposisi sahamnya dikuasai negara. 35 persen saham milik ANTAM dimiliki
swasta Nasional.
“Kami
bangga satu-satunya perusahaan Tambang yang didirikan 100 persen oleh
putra putri terbaik bangsa,” tandas, Agus Sudanto, dalam sambutan penerimaan
kunjungan rombongan wartawan KSB Lombok Timur, Kamis(15/10) di Aula Utama,
Kantor Admin ANTAM Pongkor.
Proyek
tambang Pongkor murni memproduksi Emas batangan. Tidak seperti PT. NNT yang
hanya memproduksi bubuk konsentrat. Tambang pongkor berada tepat di bawah
taman Nasional Gunung Salak, tepatnya 500 sampai 700 meter di bawah permukaan
laut. Setiap tahunnya, ANTAM pongkor memproduksi 370 ribu ton biji
batuan mineral yang menghasilkan 3 ton emas.
Sama
seperti PT.NNT, perusahaan ini juga memiliki program Community Development
(Comdev) meski jumlahnya sangat kecil, yakni Rp 5-6 Milyar pertahun jauh
ketimbang PT. NNT yang besarnya Rp 255 Milyar pertahun. Potensi batuan
mengandung emas ditemukan sejak tahun 1974 dan mulai berproduksi sejak
1997 silam.
Pertahun,
perusahaan ini meraih keuntungan sebesar Rp 1,4 trilyun dan membayar royalty
kepada negara sebesar 500 milyar setiap tahunnya. “kebijakan management
di sini, sangat bergantung dari kebijakan pemerintah, selaku pemilik
saham terbesar. Seluruh regulasi pemberian royalty hingga pajak termasuk setoran
kepada daerah penghasil semuanya diatur pemerintah.
4.
Kesampaian
Lokasi
Lokasi dan Kesampaian Daerah
Lokasi UBPE Pongkor secara
administratif terletak di Gunung Pongkor, Desa Bantarkaret, Kecamatan
Nanggung, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat (lihat Gambar 2.2). Pencapaian
lokasi ini dapat dilakukan melalui perjalanan darat dari Jakarta melalui Bogor dan Leuwiliang sejauh
+ 100 km. Sedangkan dari posisi
geografi KP eksploitasi daerah pertambangan emas di Pongkor ini
terletak pada koordinat 106030’01,0” –
106035’38” LS dan 6036’37,2” – 6048’11,0” BT.
Lokasi pertambangan PT.Antam Tbk,
UBPE Pongkor Untuk mencapai lokasi penambangan dapat ditempuh dengan
perjalanan darat, yaitu dengan
kendaraan roda dua dan roda empat. Kondisi jalan beraspal, berkelok – kelok
dan menanjak sehingga kendaraan tidak dapat melaju dengan cepat. Waktu yang dibutuhkan untuk mencapai lokasi
sekitar 2 – 2,5 jam dari kota Bogor. Pada daerah Kuasa Pertambangan
Eksploitasi (KW 98 PP 0138/Jabar) disusun
oleh
daerah pegunungan dengan ketinggian 300 – 900 mdpl. Sungai utama yang mengalir pada daerah ini adalah sungai
Cikaniki dengan arah relatif memanjang ke
tenggara sampai timur laut yang bermuara ke sungai Cisadane, yang
berada pada sisi Timur laut. Anak –
anak sungai Cikaniki antara lain adalah sungai Cisarua, sungai Cikaret, Sungai Cimanganten, Sungai Ciguha,
Sungai Ciparay, Sungai Cisaninen, dan Sungai Ciparigi. Lembah umumnya sempit
dan curam.
Sesuai
data hasil eksplorasi dan penelitian yang telah dilakukan, cebakan bijih
UBPE
Pongkor, PT. Aneka Tambang Tbk terletak pada 10 lokasi, yaitu :
1.
Pasir Jawa
2.
Ciguha
3.
Kubang Cicau
4. Ciurug (L 500 dan L 600)
5.
Cadas Copong
6.
Gunung Goong
7.
Cimahpar
8.
“Gudang Handak”
9.
Pamoyanan
10.
Cikoret
|
BAB II
DASAR TEORI
1.
Geologi
Geologi Daerah Kegiatan
Bentangalam daerah kegiatan umumnya terdiri daerah dari pegunungan terjal, perbukitan bergelombang dan daerah pedataran. Masing-masing daerah dibatasi oleh sungai sebagai daerah cekungan yang mempunyai pola aliran sungan radier dan denritik. Sungai utama yang mengalir di daerah ini Sungai Cidurian dengan cabang-cabang sungainya terdiri dari Sungai Cikian, Sungai Cilutung, Sungai Cipangarus, Sungai Ciasahan, Sungai Cikondang, Sungai Cicarong, Sungai Cikasungka dan Sungai Cikadu. Bentang alam daerah perbukitan bergelombang ditempati oleh satuan batuan hasil produk Gunung Halimun dan Gunungapi Sanggabuana sebagai endapan gunungapi kwarter, serta sebagian sebagai produk Gunungapi Endut. (Sujatmiko dan S. Santoso, 1992).
Stratigrafi
daerah pendataan disusun oleh satuan batuan dari tua ke muda sebagai
berikut :
Formasi Bojongmanik terdiri dari perselingan batupasir dengan lempung, sisipan batugamping yang merupakan endapan ‘ litopacies ‘ dengan posisi menjemari (‘interfingering’) dengan Formasi Cikasungka yang terdiri dari tufan, breksi tufan, batupasir tufan, batulempung tufan dan kayu terkersikkan berumur Miosen Akhir. Formasi tersebut di atas menempati daerah sebagian besar dari pada Sungai Cidurian, Sungai Cipangebonan, Sungai Cikondang, Sungai Cibarengkok dan Sungai Cikarang.
Formasi Genteng diendapkan secara tidak selaras di atas Formasi Bojongmanik pada Pliosen, disusun oleh tuf batuapung, batupasir tufan, breksi konglomeratan, napal dan kayu terkersikkan.
Formasi Bojongmanik terdiri dari perselingan batupasir dengan lempung, sisipan batugamping yang merupakan endapan ‘ litopacies ‘ dengan posisi menjemari (‘interfingering’) dengan Formasi Cikasungka yang terdiri dari tufan, breksi tufan, batupasir tufan, batulempung tufan dan kayu terkersikkan berumur Miosen Akhir. Formasi tersebut di atas menempati daerah sebagian besar dari pada Sungai Cidurian, Sungai Cipangebonan, Sungai Cikondang, Sungai Cibarengkok dan Sungai Cikarang.
Formasi Genteng diendapkan secara tidak selaras di atas Formasi Bojongmanik pada Pliosen, disusun oleh tuf batuapung, batupasir tufan, breksi konglomeratan, napal dan kayu terkersikkan.
Batuan
Gunung api
Endut terdiri dari satuan batuan breksi gunungapi, lava dan tufan menempati
posisi bagian tengah daerah pendataan terdapat di daerah aliran Sungai Cilutung
berumur Pliosen.
Batuan Gunungapi Kwarter terdiri dari lava, tufan dan aglomerat, sedangkan satuan aluvium terdiri dari kerikil, kerakal, pasir, lempung, lumpur dan endapan teras menempati daerah aliran sungai
Batuan intrusi terdiri dari andesit, basaltik dan dasitik (Sujatmiko dan S. Santoso,1992).
2.
Sistem Penambangan
Tambang
bawah tanah mengacu pada metode pengambilan bahan mineral yang dilakukan dengan
membuat terowongan menuju lokasi mineral tersebut.
Berbagai
macam logam bisa diambil melalui metode ini seperti emas, tembaga, seng, nikel,
dan timbal.
Karena
letak cadangan yang umumnya berada jauh dibawah tanah, jalan masuk perlu dibuat
untuk mencapai lokasi cadangan. Jalan masuk dapat dibedakan menjadi beberapa:
- Ramp, jalan masuk ini berbentuk spiral atau melingkar mulai dari permukaan tanah menuju kedalaman yang dimaksud. Ramp biasanya digunakan untuk jalan kendaraan atau alat-alat berat menuju dan dari bawah tanah.
- Shaft, yang berupa lubang tegak (vertikal) yang digali dari permukaan menuju cadangan mineral. Shaft ini kemudian dipasangi semacam lift yang dapat difungsikan mengangkut orang, alat, atau bijih.
- Adit, yaitu terowongan mendatar (horisontal) yang umumnya dibuat disisi bukit atau pegunungan menuju ke lokasi bijih
Produksi utama emas dan perak Antam
berasal dari tambang Pongkor, Jawa Barat. Indikasi adanya deposit emas di
Pongkor ditemukan oleh Unit Geomin pada tahun 1981 dan produksi dimulai pada
tahun 1994 setelah ijin diperoleh pada tahun 1992.
Tambang
emas Pongkor memiliki tiga urat emas utama yakni Ciguha, Kubang Cicau dan Ciurug.
Metode penambangan menggunakan conventional cut and fill stoping pada urat emas
Ciguha dan Kubang Cicau. Pada urat emas Ciurug Antam menggunakan metode
penambangan mechanised cut and fill dengan peralatan hydraulic jumbo drill dan
load haul dump (LHD) sejak tahun 2000. Penggunaan metode mechanised cut and
fill tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan produksi namun juga menurunkan
biaya produksi untuk meningkatkan efisiensi. Tambang emas Pongkor diperkirakan
memiliki usia tambang sampai dengan tahun 2019 dengan cadangan dan sumber daya
logam emas diperkirakan sebesar 1,1 juta oz.
Tambang emas Pongkor dan fasilitas pendukung
|
Operasi ball mill di tambang emas Pongkor
|
Setelah
bijih emas ditambang, bijih emas kemudian diolah melalui beberapa proses
seperti crushing, milling, cyanidation, carbon leaching dan stripping, electro
winning dan casting untuk memproduksi bullion/dore.
Penambangan emas bawah tanah di Pongkor
Limbah
dari pabrik diolah di pabrik detoksifikasi yang terdiri dari dua tanki untuk
menurunkan kandungan sianida di tailing menjadi di bawah batas 0.5 ppm. Setelah
diolah, tailing kembali dimasukkan ke tambang di dalam sistem total tailing
backfill system dengan kombinasi semen.
Antam
juga memiliki tambang emas Cibaliung yang dikelola oleh anak perusahaan, PT
Cibaliung Sumberdaya. Tambang emas Cibaliung mulai beroperasi di bulan Mei 2010
setelah diakuisisi dari ARC Exploration Australia pada tahun 2009. Tambang emas
Cibaliung merupakan tambang emas bawah tanah yang dioperasikan dengan metode
penambangan mekanis “cut and fill” dan “undercut and fill”. Tambang emas
Cibaliung diperkirakan memiliki usia tambang sampai tahun 2016 dengan cadangan
logam emas diperkirakan sekitar 411.530 oz.
Dore/bullion
yang berasal dari Pongkor dan Cibaliung dikirimkan untuk dimurnikan menjadi
emas di Logam Mulia di Jakarta.
3.
Metode
Pengolahan
Unit Bisnis Pengolahan dan Pemurnian
Logam Mulia memurnikan dore bullion yang berasal dari tambang Pongkor dan
Cibaliung menjadi emas dan perak murni yang merupakan by-product dari proses
pemurnian. Produk-produk emas dan perak Logam Mulia memiliki standar kemurnian
internasional sebesar 999,9 untuk emas dan 999,5 untuk perak. Komoditas emas
dan perak Logam Mulia memiliki sertifikasi dari London Bullion Market
Association (LBMA).
Pemurnian Emas
|
Logam Mulia yang merupakan satu-satunya unit pemurnian emas
di Indonesia memiliki kapasitas produksi 75 ton emas dan 275 ton perak yang
kesemuanya terakreditasi secara internasional. Selain memurnikan dore bullion
yang berasal dari tambang Antam di Pongkor dan Cibaliung, Logam Mulia juga
menyediakan jasa pemurnian bagi pihak ketiga yang berkontribusi setengah dari
pendapatan Logam Mulia.
BAB III
PEMBAHASAN
1.
Divisi
a.
Penambangan
Kegiatan
penambangan emas tanpa izin di daerah ini merupakan penambangan rakyat
bersekala kecil yang dilakukan oleh rakyat setempat dengan membentuk
kelompok-kelompok kerja penambang yang bekerja sama dengan aturan bagi hasil
tertentu. Di dalam kelompok kerja penambang dikenal 3 cara kerja sama dan bagi
hasil yakni :
- Para penambang membentuk kelompok dan mencari lokasi penggalian, selanjutnya apabila didapatkan lubang yang menghasilkan, maka hasil dibagi sama rata antar penambang setelah dipotong biaya untuk sewa tanah.
- Pemilik lubang galian memperkerjakan para penambang, dengan upah harian dan upahnya dibayar setiap minggu.
- Para penambang menyewa lubang galian dari para pemilik lubang dengan hitungan waktu/jam yang dibayar sekian rupiah berdasarkan perjanjian antara pemilik lubang dan para penambang. Selanjutnya bijih hasil galian yang diperoleh menjadi milik para penambang.
Pada umumnya
penambangan emas di daerah kegiatan menggunakan sistem tambang bawah tanah,
dengan cara membuat terowongan dan lubang sumuran, cara ini dianggap paling
cocok dan efisien dengan memperhatikan bentuk genesa bijih emas yang ada.
Pembuatan terowongan dilakukan dengan tinggi sekitar 1 meter dengan kedalaman yang bervariasi hingga mencapai puluhan meter dengan penyangga di dalam terowongan menggunakan kayu. Bijih kemudian diangkut ke lokasi pengolahan dengan menggunakan karung plastik agar tidak tercecer di jalan, tempat pengolahan umumnya di sekitar lubang galian atau di pinggir sungai apabila memakai tenaga kincir air, tetapi ada juga yang dibawa menuju tempat pengolahan di daerah pemukiman.
Di lokasi pengolahan karung-karung plastik yang berisi bijih hasil penggalian ditumpuk di suatu gudang, kemudian bijih-bijih tersebut dihancurkan dengan ditumbuk menggunakan palu sampai memiliki ukuran tertentu sebelum diolah di dalam gelundung.
Pembuatan terowongan dilakukan dengan tinggi sekitar 1 meter dengan kedalaman yang bervariasi hingga mencapai puluhan meter dengan penyangga di dalam terowongan menggunakan kayu. Bijih kemudian diangkut ke lokasi pengolahan dengan menggunakan karung plastik agar tidak tercecer di jalan, tempat pengolahan umumnya di sekitar lubang galian atau di pinggir sungai apabila memakai tenaga kincir air, tetapi ada juga yang dibawa menuju tempat pengolahan di daerah pemukiman.
Di lokasi pengolahan karung-karung plastik yang berisi bijih hasil penggalian ditumpuk di suatu gudang, kemudian bijih-bijih tersebut dihancurkan dengan ditumbuk menggunakan palu sampai memiliki ukuran tertentu sebelum diolah di dalam gelundung.
b.
Pengolahan
Bijih hasil
penambangan diolah untuk mengambil logam emasnya dengan proses sianidasi.
Fasilitas proses sianidasi Pongkor I dirancang mampu mengolah bijih sebanyak
182.500 ton/th, dengan kadar Au 15 g/ton dan Ag 156 g/ton dengan recovery Au
97 % dan Ag 79,5 %. Kapasitas produksi tersebut dapat menghasilkan emas sekitar
2,3 ton/ th dan perak 23 ton/th. Kemudian mengingat bahaya yang dapat
ditimbulkan oleh sianida adalah besar, maka pemakaiannya sebagai pelarut
ekstraksi konsentrasinya dibatasi sampai 1500 ppm, karena di atas konsentrasi
tersebut dan berada di udara terbuka akan menimbulkan gas HCN yang tingkat
bahayanya pada manusia sangat besar [2, 3] Untuk mengolah limbah tailling
effluent yang besar jumlahnya dan mengandung sianida, maka dibangun sebuah
fasilitas pengolahan dengan proses sederhana tetapi memerlukan biaya mahal.
Fasilitas pengolahan tersebut terdiri dari sistem penampungan berupa dam,
sistem oksidasi kimia dengan H2O2 dan sistem penjernihan limbah dengan proses
koagulasi dan flokulasi, seperti Gambar 6. Senyawa sianida bersifat mudah
terdegradasi secara alamiah (degradable compound), sehingga oleh
karakteristik tersebut sistem utama pengolahan sianida dilakukan dengan cara
menampung dan diupayakan tinggal lama di fasilitas dam untuk mengalami proses
degradasi secara alamiah. Untuk mengoptimalkan proses tersebut, maka kapasitas
tampung dam (tailling dam) dibuat sangat besar sehingga mampu
menurunkan konsentrasi sianida dari } 125 ppm menjadi 10 ppm. Tailing
dam tersebut dibuat di antara bukit sehingga menyerupai danau yang besar
dengan kedalaman 42 m. Setelah berproses destruksi alamiah di tailing dam,
cairan luapan (over flow) dijernihkan dengan proses
koagulasi-flokulasi dan selanjutnya dioksidasi secara kimia dengan H2O2 .
Selanjutnya hasil pengolahan limbah cair dengan konsentrasi sianidanya < 0,1
ppm tersebut dapat didispersikan ke lingkungan melalui aliran sungai karena di
bawah nilai baku mutu limbah yang dipersyaratkan
c.
Lingkungan
PT. Antam pongkor yang memiliki visi dan misi
yang utama yaitu program pelestarian lingkungan hidup yang di pusatkan pada
pengembangan dasar-dasar sumber daya manusia dan pemamfaatan sumber daya alam
yang rencana pembangunannya berkelanjutan.
Komitmen Antam terhadap pelestarian
lingkungan diwujudkan di dalam manajemen dan pengawasan lingkungan sesuai
dengan peraturan yang berlaku dan prinsip-prinsip good mining practices. Antam
juga berupaya untuk mengimplementasikan proses kunci manajemen pengelolaan
lingkungan dengan mengaplikasikan sistem pengelolaan lingkungan berbasis ISO
14001. Capaian Antam yang lain adalah Peringkat PROPER Hijau untuk Unit Bisnis
(UB) Pertambangan Emas di Pongkor, Jawa Barat, dan tiga (3) unit lainnya
memperoleh Peringkat PROPER Biru yaitu untuk UB Pertambangan Nikel Sulawesi
Tenggara, UB Pertambangan Nikel Maluku Utara, dan UB Pengolahan dan Pemurnian
Logam Mulia. Antam juga berupaya agar seluruh unit bisnis dapat mengikuti
PROPER sebagai bukti dari komitmen manajemen Antam di dalam pengawasan dan
pengelolaan lingkungan.
Kebijakan
lingkungan Antam menyatakan bahwa:
- Mengembangkan dan menerapkan suatu sistem manajemen lingkungan yang mengacu kepada peraturan perundangan dan standar yang berlaku.
- Mengupayakan penggunaan sistem, metode, peralatan, bahan yang memiliki dampak negatif minimal bagi lingkungan dalam setiap kegiatan pertambangan.
- Menggunakan sumber daya alam secara optimal dalam rangka konservasi dan minimasi limbah.
- Memiliki, melaksanakan dan memenuhi ketentuan dokumen lingkungan dalam setiap kegiatan operasional.
- Melakukan upaya pencegahan dan meminimalkan terjadinya pencemaran terhadap lingkungan.
- Meminimasi lahan terganggu dan merehabilitasi sesuai dengan peruntukannya termasuk menjaga dan memelihara flora dan fauna di dalamnya.
- Memiliki prosedur tanggap darurat bagi kegiatan yang berpotensi menimbulkan kecelakaan lingkungan.
- Memiliki rencana penutupan tambang (mine closure) pada setiap kegiatan pertambangan tahap operasi/produksi.
- Melakukan evaluasi untuk meningkatkan kinerja lingkungan secara berkelanjutan.
d. Community Divelopment
Corporate Social Responsibility
CSR diwujudkan
kedalam program Community Development dan program Kemitraan dan Bina Lingkungan
(PKBL), bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat disekitar daerah
operasi pertambangan.
Salah satu
misi untuk mencapai Visi Antam 2020 : Berpartisipasi di dalam upaya
meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitar daerah operasi pertambangan.
Program
Unggulan
- Mengembangkan program agro-edu-tourism.
- Mendukung kegiatan-kegiatan konservasi.
- Penguatan kemandirian ekonomi lokal berbasis komoditas lokal.
- Meningkatkan akses pelayanan dan kualitas kesehatan ibu dan anak.
- Pemenuhan pendidikan dasar 9 tahun.
- Social Activity on Community
Economic
Empowerment
Training for Local Entrepeneur
Education
Sector
Officialy
sign by Governor Leader
The development
of Nanggung State School
Response
Group
Antam Pongkor
have Emergency Response Group. A squad will provide help for natural disaster
2. Produksi
Pendapatan Antam diperoleh melalui kegiatan eksplorasi
dan penemuan deposit mineral, pengolahan mineral tersebut secara ekonomis, dan
penjualan hasil pengolahan tersebut kepada konsumen jangka panjang yang loyal
di Eropa dan Asia. Kegiatan ini telah dilakukan semenjak perusahaan berdiri
tahun 1968 dan akan terus melakukan kegiatan ini di masa depan.
Komoditas
utama Antam adalah bijih nikel kadar tinggi atau saprolit, bijih nikel kadar
rendah atau limonit, feronikel, emas, perak dan bauksit. Jasa utama Antam
adalah pengolahan dan pemurian logam mulia serta jasa geologi.
Bijih nikel
|
Bijih nikel Antam terbagi atas bijih nikel saprolit
dan limonit. Bijih nikel limonit adalah bijih nikel laterit dengan kadar
rendah dan mengandung 0.8% - 1.5% nikel, 25%-35% besi dan sedikit kobalt.
Limonit terletak di atas lapisan saprolit dan lebih murah dan lebih mudah
untuk ditambang. Bijih nikel saprolit terbentuk dibawah zona limonit.
Saprolit secara umum mengandung sekitar 1,5%-2,5% nickel dan digolongkan
sebagai bijih laterit kadar tinggi. Dengan melalui proses pirometalurgi,
saprolit digunakan sebagai bahan baku untuk produksi feronikel.
|
Feronikel
Feronikel
yang merupakan salah satu produk utama Antam, diproduksi melalui pengolahan
bijih nikel kadar tinggi (saprolit) melalui proses pyrometalurgi. Feronikel
Antam mengandung sekitar 20% nikel dan sekitar 80% besi. Diproduksi dalam
bentuk shots (butiran) atau ingots (batangan) serta dengan karbon kadar tinggi
atau karbon kadar rendah, feronikel digunakan sebagai bahan baku untuk produksi
baja nirkarat.
Emas
Logam yang berwarna kuning terang, padat, lunak, mengkilat, paling mudah untuk dibentuk serta sangat tahan terhadap karat ini adalah logam mulia yang selama berabad-abad digunakan sebagai uang, nilai penyimpan dan perhiasan.
Logam emas
ini terdapat di alam dalam bentuk bongkahan atau butiran di bebatuan, urat batu
(veins) dibawah tanah ataupun endapan. Saat ini Emas juga banyak digunakan di
bidang kedokteran gigi dan elektronika. Antam memproduksi emas dari tambang
Pongkor dan Cibaliung dengan total produksi logam emas sekitar 5 ton per tahun.
Perak
Perak adalah logam mulia yang lunak
dan putih mengkilat yang bernilai tinggi dan banyak digunakan sebagai
perhiasan, peralatan meja makan dan mata uang. Perak adalah konduktor listrik
dan panas yang terbaik diantara seluruh logam.
Perak ditemukan sebagai logam bebas, tercampur
dengan emas atau dengan mineral-mineral lainnya. Sebagian besar perak merupakan
(by-product) dari pertambangan emas, tembaga, lead (timah hitam) dan
zinc (seng).
no mining no futureeeeeeeeee
BalasHapus