Kamis, 28 Februari 2013

tentang batu gamping (batu kapur)

BATU GAMPING

Batu kapur (Gamping) dapat terjadi dengan beberapa cara, yaitu secara organik, secara mekanik, atau secarakimia. Sebagian besar batu kapur yang terdapat di alam terjadi secara organik, jenis ini berasal dari pengendapancangkang/rumah kerang dan siput, foraminifera atau ganggang, atau berasal dari kerangka binatang koral/kerang.Batu kapur dapat berwarna putih susu, abu muda, abu tua, coklat bahkan hitam, tergantung keberadaan mineralpengotornya.Mineral karbonat yang umum ditemukan berasosiasi dengan batu kapur adalah aragonit (CaCO3), yang merupakanmineral metastable karena pada kurun waktu tertentu dapat berubah menjadi kalsit (CaCO3). Mineral lainnya yangumum ditemukan berasosiasi dengan batu kapur atau dolomit, tetapi dalam jumlah kecil adalah Siderit (FeCO3),ankarerit (Ca2MgFe(CO3)4), dan magnesit (MgCO3).Penggunaan batu kapur sudah beragam diantaranya untuk bahan kaptan, bahan campuran bangunan, industrikaret dan ban, kertas, dan lain-lain.Potensi batu kapur di Indonesia sangat besar dan tersebar hampir merata di seluruh kepulauan Indonesia. Sebagianbesar cadangan batu kapur Indonesia terdapat di Sumatera Barat.

Pemanfaatan batu kapur Bayah untuk Industri peleburan logam
Pada bidang industri metalurgi (peleburan logam), batu kapur (CaCO3) merupakan bahan tambangyang dipakai sebagai fluks (bahan pengikat pengotor logam/ terak). Pengumpanan kedalam tanurpeleburan dilakukan bersama-sama dengan komponen bahan baku dan bahan bakar, Kemudian batukapur ini akan terurai menjadi kapur bakar (CaO) pada temperatur kurang lebih 9500 C. Kapur bakar(CaO) inilah yang berfungsi sebagai bahan pengatur kebasaan terak, sehingga pada setiap prosespeleburan selalu dibutuhkan batu kapur. Dalam prakteknya, apabila ke dalam tanur saatpengumpanan yang dimasukan kapur gamping (CaCO3), bukan kapur bakarnya (CaO), maka tanurtersebut bekerja ganda, yaitu terlebih dahulu menguraikan batu kapur menjadi kapur bakar. Hal initentunya merugikan, karena berkaitan dengan energi yang diperlukan cukup tinggi untuk prosespenguraian tersebut (konsumsi energi yang tinggi pada saat proses penghilangan CO2), padahaltujuan utama proses adalah melakukan proses peleburan logam dengan energi yang seminimalmungkin. Untuk itu ,di dalam industri metalurgi, dilakukan proses secara terpisah yaitu proseskalsinasi dengan tanur kalsinasi tersendiri untuk menghasilkan CaO. Keuntungannya adalah prosesdapat menggunakan bahan bakar yang murah untuk pembakarannya dan tentunya membukalapangan pekerjaan baru bagi masyarakat. Teknologi penguraian batu kapur merupakan teknologiyang sederhana dan mudah dikuasai. Tanur kalsinasi ini juga dapat dibuat dengan sederhana dan murah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar