Rabu, 13 Maret 2013

PROPOSAL TUGAS AKHIR TENTANG BATUBARA


PROPOSAL TUGAS AKHIR
DI PT. TUTUI BATUBARA UTAMA
KECAMATAN PATANGKEP TUTUI
KABUPATEN BARITO TIMUR
PROVINSI KALIMANTAN TENGAH























Diajukan oleh :
MARCOS SAVIO
NPM : 11.2008.1.00168






JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL DAN KELAUTAN
INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA

2013

1.       JUDUL
Pelaksanaan tugas akhir  merupakan salah satu studi lapangan dalam perkuliahan pada Jurusan Teknik Pertambangan Universitas Palangkaraya. Penulis berencana akan melaksanakan tugas akhir di PT. TUTUI BATUBARA UTAMA, dimana dalam pelaksanaan Tugas Akhir Analisis Crusher Pada Unit Pengolahan di Stockpile
Adapun judul yang penulis ajukan diatas pada saat tugas akhir yang akan dilaksanakan dapat disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada di PT. TUTUI BATUBARA UTAMA.

2.       LATAR BELAKANG
Dalam rangka usaha peningkatan produksi pada proses pengolahan serta penumpukan batubara (stockpile), maka perlu adanya perencanaan yang cukup matang dengan suatu pertimbangan yang ekonomis. Salah satu syarat sehingga usaha berjalan sesuai dengan yang direncanakan, maka dibutuhkan kondisi kerja serta sistem manajemen yang baik pada lingkungan kerja.
Dalam hal ini dibutuhkan manajemen produksi stockpile yang tepat untuk menanggulangi hal itu. Karena manajemen produksi stockpile bertujuan untuk mengatur serta mengendalikan produksi batubara yang masuk ke dalam unit instalasi pengolahan atau pengecilan ukuran (Crushing Plant) menuju stockpile sebelum diangkut dan dimuat ketongkang (pengkapalan). Upaya ini dimaksudkan untuk menghindari terganggunya kelancaran kegiatan pengolahan atau pengecilan ukuran.
Permasalahan yang umum terjadi pada stockpile adalah pengaturan tata tumpuk yang kurang baik sehingga menyebabkan kurangnya efesiensi operasi alat-alat berat, yang pada akhirnya mengakibatkan rendahnya produksi pengolahan yang kualitasnya sangat terkait dengan permintaan pasar, sehingga diperlukan usaha untuk meningkatkan kualitas, kuantitas dan pengawasan produk yang dihasilkan.
Upaya peningkatan kerja manajemen stockpile yaitu dengan melakukan pemindahan tumpukan-tumpukan tersebut ketempat yang lebih luas sehingga tidak mengganggu aktivitas produksi dan kerja alat-alat berat menjadi lebih optimal. Guna menghindari penimbunan batubara  yang terlalu lama, maka sistem pembongkaran timbunan batubara menggunakan sistem First In  First Out (FIFO)  yaitu batubara yang pertama masuk ke stockpile akan keluar pertama juga. Selain itu juga untuk mengamati kemampuan jaringan produksi, serta merencanakan suatu sistem manajemen stockpile yang lebih baik. Sehingga masalah yang dihadapi dapat diatasi dengan segera sehingga dapat menunjang tercapainya target produksi yang telah direncanakan.

3.       MAKSUD DAN TUJUAN
            Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sampai sejauh mana pengaturan serta pengawasan dalam kegiatan pengolahan batubara di PT. Tutui Batubara Utama. Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah selain untuk  menjaga dan meningkatkan kualitas dan kuantitas batubara yang terdapat di stockpile dapat juga menunjang tercapainya target produksi yang telah direncanakan.

4.       RUMUSAN MASALAH
Pada kajian ini akan  di lakukan analisa manajemen stockpile yang keluar dari unit instalasi pengolahan (crusher) menuju stockpile sebelum dimuat ke kapal tongkang (pengkapalan).

Ruang Lingkup Masalah
Adapun ruang lingkup masalah dalam penelitian ini yaitu dibatasi pada masalah yang menyangkut kegiatan proses pengaturan, pengamatan atau pengawasan pada stockpile dilapangan serta perhitungan target produksi terhadap kapasitas belt conveyor (crusher).






5.       HIPOTESIS
Manajemen Stockpile Batubara
Stockpile Management berfungsi sebagai penyangga antara pengiriman dan proses. Sebagai sediaan strategis terhadap gangguan yang bersifat jangka pendek atau jangkapanjang.
Stockpile juga berfungsi sebagai proses homogenisasi dan atau pencampuran batubara untuk menyiapkan kualitas yang dipersyaratkan. Disamping tujuan di atas di stockpile juga digunakan untuk mencampur batubara supaya homogenisasi bertujuan untuk menyiapkan produk dari satu tipe material dimana fluktuasi di dalam kualitas batubara dan distribusi ukuran disamakan. Dalam proses homogenisasi ada dua tipe yaitu blending dan mixing.
Blending bertujuan untuk memperoleh produk akhir dari dua atau lebih tipe batubara yang lebih dikenal dengan komposisi kimia dimana batubara akan terdistribusi secara merata dan tanpa ada lagi jumlah yang cukup besar untuk mengenali salah satu dari tipe batu bara tersebut ketika proses pengambilan contoh dilakukan. Dalam proses blending batubara harus tercampur secara merata. Sedangkan mixing merupakan salah satu tipe batubara yang tercampur masih dapat dilokasikan dalam kuantitas kecil dari hasil campuran material dari dua atau lebih tipe batubara.


Proses penyimpanan, bisa dilakukan:
§  Dekat tambang, biasanya masih berupa lumpy coal
§  Dekat Pelabuhan
§  Ditempat Pengguna batubara

Untuk proses penyiapan diharapkan jangka waktunya tidak lama, karena akan berakibat pada penurunan kualitas batubara. Proses penurunan kualitas biasanya lebih dipengaruhi oleh proses oksidasi dan alam.
Kualitas Batubara menjelaskan mengenai parameter-parameter kualitas yang biasa diujikan terhadap batubara dan interpretasinya serta cara pengujiannya. Parameter kualitas batubara diantaranya adalah Basic Analysis (TM, Proximate, Sulfur, dan calorific value).dan parameter lainnya seperti ultimate  hardgrove grindability index, ash analysis, dan ash fusion temperature.
Stockpile Management menjelaskan mengenai bagaimana mengelola stockpile batubara dan mengontrolnya dengan baik.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam Management stockpile adalah sebagai berikut:
1.       Monitoring quantity (Inventory) dan movement batubara distockpile,meliputi recording batubara yang    masuk (coal in) dan recording batubara yang keluar (coal out) di stockpile, termasuk recording batubara yang tersisa (coalbalance).
2.       Menghindari batubara yang terlalu lama di stockpile, dapat dilakukan dengan penerapan aturan FIFO  (First in first out) dimana batubara yang terdahulu masuk harus dikeluarkan terlebih dahulu. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi resiko degradation dan pemanasan batubara.
3.       Mengusahakan pergerakan batubara sekecil mungkin di stockpile termasuk diantaranya mengatur posisi stock dekat dengan reclaimer, Monitoring efektivitas dozing di stockpile dengan maksud mengurangi degradasi batubara.
4.       Monitoring quality batubara yang masuk dan keluar dari stockpile termasuk diantara control temperatur untuk mengantipasi self heating dan spocom.
5.       Pengawasan yang ketat terhadap kontaminasi, meliputi pelaksanaan housekeeping dan Inspeksi langsung adanya pengotor yang terdapat distockpile.
6.       Perhatian terhadap faktor lingkungan yang bisa ditimbulkan dalam hal ini mencakup usaha:
§  Contral dust dan penerapan dan pengawasan penggunaan spraying dan dust suppressant.
§  Adanya tempat penampungan khusus (fine coal trap) untuk buangan/limbah air dari drainage stockpile.
§  Penanganan limbah batubara (remnant & spilage coal).
7.       Tidak dianjurkan menggunakan area stockpile untuk parkir dozer,baik untuk keperluan Maintenance dozer atau over shift operator. Kecuali dalam keadaan emergency dan setelah itu harus diadakan house keeping secara teliti.
8.       Menanggulangi batubara yang terbakar di stockpile. Dalam hal ini penanganan yang dianjurkan sebagai berikut:
§  Melakukan spreading atau penyebaran untuk mendinginkan suhu batubara.
§  Bila kondisi cukup parah, maka bagian batubara yang terbakar dapat dibuang.
§  Memadatkan batubara yang mengalami self heating atau sponcom.
§  Batubara yang mengalami sponcom tidak diperbolehkan langsung diloading ke tongkang sebelum didinginkan terlebih dahulu.
§  Untuk penyimpanan yang lebih lama bagian atas stockpile harus dipadatkan guna mengurangi resapan udara dan air ke dalam stokpile.
9.       Sebaiknya tidak membentuk stockpile dengan bagian atas yang cekung, hal ini dimaksudkan untuk menghindari swamp di atas stokpile
10.     Mengusahakan bentuk permukaan basement berbentuk cembung atau minimal datar, hal ini berkaitan dengan kelancaran sistem drainage
Sifat Umum Batubara
Batubara termasuk salah satu bahan bakar untuk pembangkit energi selain gas bumi dan minyak bumi. Batubara merupakan bahan padat yang heterogen dan terdapat dialam, dengan peringkat yang bervariasi, yaitu lignit, sub-bituminus, bituminous dan antrasit.
Sifat umum batubara sesuai peringkat menurut Mc. Milan Morgan dan Murray :
1.       Sifat batubara jenis antrasit, dengan ciri-ciri:
a.       Berwarna hitam mengkilat dan kompak
b.      Kandungan air sangat rendah
c.       Kandungan sulfur sangat rendah
d.      Kandungan abu (Ash) sangat rendah
e.       Nilai kalori sangat tinggi, dengan kandungan kadar karbon sangat tinggi lebih dari 90%.
2.       Sifat batubara jenis sub-bituminus dan bituminous dengan ciri-ciri:
a.       Warna hitam mengkilat dan tidak kompak atau kurang kompak
b.      Kadar zat terbang (volatile matter) 30%-40% dan mudah teroksidasi
c.       Kandungan sulfur rendah
d.      Kandungan air rendah
e.       Kandungan abu rendah
f.       Nilai kalori tinggi
g.      Mudah terbakar dengan nyala api kuning
h.      Berat jenis relatif dingin
3.       Sifat batubara jenis lignit (brown coal), dengan ciri-ciri:
a.       Warna hitam kecoklatan sangat rapuh atau sangat rendah
b.      Nilai karbon rendah serta kandungan karbonya sedikit
c.       Kandungan air tinggi
d.      Kandungan abu banyak
e.       Kandungan sulfur banyak
f.       Volatil matter tinggi
4.       Sifat batubara jenis peat (gambut) merupakan peringkat rendah dengan ciri-ciri:
a.       Kandungan air tinggi walaupun sudah dilakukan pengeringan
b.      Nilai kalorinya rendah
c.       Kandungan zat terbang (Volatil matter) tinggi
d.      Mempunyai kadar karbon yang sangat rendah
e.       Nyalanya berasap

Untuk mengetahui kualitas batubara dapat dilakukan analisa sebagai berikut:
1.       Analisa Proksimat
Yaitu analisa yang digunakan untuk memberikan data mengenai batubara, antara lain pengukuran kandungan moisture, kandungan abu (Ash), zat terbang (volatil matter) dan fixed carbon).
a.       Air (Moisture)
-    Lengan bebas (Free Moisture)
Yaitu kadar air yang berasal dari luar batubara itu sendiri
-    Lengan bawaan (Residual Moisture)
Yaitu kandungan air yang ada dalam batubara itu sendiri
-    Lengan total (Total Moisture)
Yaitu kadar air yang dibawa oleh batubara tersebut, baik itu air dari luar (Free moisture) ataupun air dari dalam batubara itu sendiri (Residual Moisture).
b.      Kadar abu (Ash)
Yaitu material organik yang tersisa setelah sejumlah contoh batubara dibakar sampai mencapai suhu tertentu.
c.       Carbon I (Fixed Carbon)
Yaitu merupakan suatu kandungan karbon padat yang terdapat pada batubara.
d.      Zat terbang (Volatil Matter)
Yaitu kandungan zat terbang atau suatu zat yang mudah menguap dari batubara itu sendiri.

2.       Analisa Ultimate
Yaitu analisa yang dilakukan untuk mengetahui komponen pembentuk batubara, terutama untuk parameter atau unsur karbon (C), Hidrogen (H), Sulfur (S), Nitrogen (N) serta kandungan Oksigen (O) dari batubara terebut.

COAL PROCESSING PLANT
Peremukan batubara yang dilakukan pada unit coal processing plant merupakan proses pengecilan  ukuran  batubara  hasil  penambangan  sehingga  akan  diperoleh  ukuran batubara sesuai permintaan konsumen dimana dalam proses ini terjadi pula proses coal blending.
Coal processing plant merupakan serangkaian peralatan mekanis yang digunakan untuk menangani atau mereduksi ukuran batubara hasil penambangan. Alat-alat mekanis yang digunakan  pada  unit coal  processing  plant pada  umumnya  terdapat  dua  jenis  alat mekanis yaitu : crusher dan belt conveyor.

Crusher
Crusher merupakan  salah  satu  alat  mekanis  terpenting  yang  terdapat  pada  unit Coal processing plant, alat inilah yang berfungsi untuk mengecilkan  ukuran batubara.
Proses  Peremukan primer  ini  dilakukan  dengan  tujuan  untuk  menyiapkan  umpan  yang  akan  masuk  ke crusher sekunder yaitu Double  Roll Crusher, dimana  umpan  yang  merupakan produk dari alat crusher primer berukuran –  200 mm akan direduksi menjadi berukuran –  50 mm.
Produktivitas / kapasitas crusher dibedakan  menjadi  dua  macam  yaitu  kapasitas  desain dan kapasitas nyata. Kapasitas desain merupakan kemampuan produksi yang seharusnya dicapai  oleh crusher dan  dapat  diketahui  dari  spesifikasi  yang  dibuat  oleh  pabrik, sedangkan  kapasitas  nyata  merupakan  kemampuan  produksi crusher sesungguhnya 20 yang  didasarkan  pada  sistem  produksi  yang  diterapkan.  Adapun  faktor -faktor  yang mempengaruhi kemampuan produksi crusher adalah sebagai berikut :
1.    Sifat  fisik  material  yang  akan direduksi,  sifat  fisik ini  meliputi  :  kekerasan,  berat jenis, kandungan air.
2.    Lubang bukaan dari crusher.
3.    Lubang keluaran dari crusher.
4.    Kecepatan dan jumlah umpan yang masuk setiap waktunya.

Efisiensi crusher merupakan  perbandingan  antara  waktu  produksi  yang  dapat  dicapai crusher dengan waktu produksi yang tersedia.
 













Belt conveyor
Belt conveyor alat angkut  material yang bekerja secara kontinu dengan kecepatan yang dapat  diatur  baik  dalam  keadaan  miring  maupun  mendatar  dan  mempunyai  kapasitas yang besar, selain itu alat ini juga digunakan untuk dapat memberi umpan.

PROSES COAL BLENDING
Coal  blending adalah  proses  pencampuran  batubara  secara  bersamaan  dari  dua  atau lebih  jenis  batubara  yang  mempunyai  perbedaan  kualitas  yang  dianggap  mempunyai komposisi  yang  konstan  dan  terkontrol  proporsinya.  Kualitas  hasil coal  blending merupakan perpaduan dari semua parameter batubara yang dicampur atau dengan kata lain  batubara  dengan  kualitas  rendah  akan  menjadi  lebih  baik  kualitasnya  sehingga dapat  memenuhi  batasan-batasan  kualitas  batubara  seperti  yang  disyaratkan  oleh konsumen.

UNIT COAL PROCESSING PLANT
Coal processing plant adalah unit yang memegang peranan penting dalam kelangsungan usaha pertambangan karena unit ini berpengaruh besar terhadap produk yang dihasilkan. Secara  umum,  unit  ini  bertujuan  untuk  mereduksi  ukuran  batubara  dan  melakukan pencucian batubara. Untuk menghitung produktivitas unit CPP dan persentase produksi terlampaui, digunakan rumus-rumus berikut :
 










6.       Metoda PENELITIAN

Adapun penulisan laporan ini didasarkan pada 3 metode, yaitu:
a)             Metode Observasi ( Pengamatan )
          Metode ini dilakukan dengan cara pengamatan alat, proses dan pekerjaan langsung dilapangan.
b)             Metode Interview ( Wawancara )
          Metode ini dilakukan dengan cara tanya jawab kepada pengawas operational pada PT. Tutui Batubara Utama.
c)             Metode Pustaka
            Metode ini digunakan dengan metode secara literatur baik yang menyangkut tentang PT. Tutui Batubara Utama, maupun yang berkenaan dengan topik yang dibahas dalam laporan ini Belt Conveyor

7.       PELAKSANAAN
Tempat penelitian            :    Tugas Akhir ini dilaksanakan di PT. Tutui Batubara Utama, Kecamatan Patangkep Tutui, Kabupaten Barito Timur.
Waktu penelitian               Tugas Akhir ini dilakukan selama ± 1 bulan

8.       PESERTA

Saya sebagai mahasiswi Jurusan Teknik Pertambangan, Fakultas Teknik, Universitas Palangkaraya.:
Nama                          :  ENDI DWI SUTRISNO
NIM                           :  DBD 107 049
Jurusan                       :  Teknik Pertambangan
Perguruan Tinggi        :  UNPAR (Universitas Palangkaraya)

9.       Lingkup Materi
Selama melakukan Penelitian Tugas Akhir di PT. Tutui Batubara Utama, diharapkan dapat meneliti dan mengambil data sebagai berikut :
1.       Spesifikasi crusher dan perhitungan alat crusher
2.       Kapasitas teoritis dan efisiensi belt
3.       Treatment batubara
4.       Analisa Lab. Kualitas batubara dan Geologi
5.       Target produksi perusahaan
6.       Target produksi stockpile batubara yang keluar (out)
7.       Layout lokasi stockpile
8.       Data curah hujan dan hari hujan
9.       Data berkaitan pada stockpile
10.     Disesuaikan dilapangan

10.     PERMOHONAN FASILITAS
            Untuk dapat mendukung terlaksananya kegiatan penelitian (Tugas Akhir) ini, saya sangat mengharapkan sekali sekiranya dari pihak PT. Tutui Batubara Utama dapat menyediakan fasilitas berupa :
1.        Penginapan selama berada di lokasi
2.        Peralatan, perlengkapan dan akomodasi penunjang dalam kegiatan Tugas Akhir
3.        Transportasi selama kegiatan berlangsung
4.        Konsumsi
Dan lain-lain yang berupa sarana dan prasarana sebagai penunjang dalam kegiatan Tugas akhir.

11.     PENUTUP

Demikian proposal usulan kegiatan Tugas Akhir ini yang direncanakan akan dilakukan di PT. Tutui Batubara Utama. Diharapkan agar usulan kegiatan ini mendapat sambutan yang baik dari pihak perusahaan. Dengan harapan dapat memberikan gambaran singkat dan jelas maksud dan tujuan diadakannya penelitian Tugas Akhir pada PT. Tutui Batubara Utama.
















Tidak ada komentar:

Posting Komentar